"Menang atau kalah tidaklah penting, sayang. Yang terpenting kamu sudah berani dan berusaha. Apapun hasilnya kamu tetap yang terhebat buat mama. Tetap juaranya mama. Â Mama bangga sama kamu."
Amar tersenyum. Â Nampak binar di mata kecilnya.Â
Beberapa jam berlalu. Â Akhirnya waktu pengumuman pemenang tiba. Â
Pemenang diambil mulai dari juara 1 sampai harapan 3. Dan kini waktunya pengumuman untuk lomba matematika.Â
Dengan perasaan nano-nano dan degub jantung dag dig dug der, para orang tua menunggu nama-nama pemenang. Berharap nama putranya menjadi salah satu yang dipanggil namanya. Â
Hingga pengumuman sampai pada juara 2, nama Amar tidak ada. Â Anak kecil itu seketika tampak lemas dan tidak bersemangat. Â Ibunya mengelus bahu mungil anaknya sambil tersenyum menenangkan. Â
"Enggak papa, lain kali coba lagi."
Amar berdiri sambil memegang tangan ibunya.  Ibunya paham, tinggal juara satu yang belum di panggil.  Dan itu tidak mungkin putranya  kan? Amar menggandeng tangan ibunya untuk pulang.  Ketika kemudian terdengar suara panitia mengumumkan.Â
"Amar Sharif Juara 1 lomba matematika kategori TK ."
Amar langsung tersenyum ceria. Ibunya menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Â Baru pertama ikut lomba, langsung bisa menjadi juara.Â
Ya Allah, sungguh nikmat yang tidak bisa di dustakan. Â Semua karena pertolongan-Mu. Â Rasa syukur dan bahagia tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Â