Dari balik jendela kulihat sebentar galeri kakek tanpa masuk kedalamnya. Di salah satu sudut ruangan kulihat gadis itu sibuk  melukis. Aku hanya berdiam dan berjalan perlahan menjauh darinya menuju mobil yang akan mengantarkanku ke bandara. Akan kutinggalkan galeri ini dengan segala kenangan pahit yang terukir.
Dinda gadisku, kan kuterbangkan cintaku lewat desiran angin yang terbang mengembang. Akan kualirkan jauh rasa rinduku bersama tetes-tetes rintik hujan yang jatuh di sungai. Agar rindu itu semakin jauh dan larut bersama aliran sungai. Kuharap aku bisa melupakan cinta terlarang ini. Aku tak ingin tergesa-gesa mencari jalan untuk mencintai. Karena aku tak ingin tersesat lagi dalam labirin cinta yang semu. Sejenak kulimpahkan doa pada Tuhan. Berharap aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kesalahan mencintai wanita yang seharusnya tak boleh kucintai
Tuhan, kuatkanlah aku meski tulang-tulangku roboh satu per satu
Meski rasa ini selalu mencabik-cabik jiwa, berilah aku cahaya keikhlasan
 Karena sepasang rusuk putih  yang telah menyokongku di bumiÂ
telah hilang.....