Mohon tunggu...
Cerpen

Kambing Mbah Kakung

3 Januari 2018   10:03 Diperbarui: 3 Januari 2018   10:15 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditambah lagi ia sangat senang karena nomor togelnya tembus sasaran. Sebenarnya aku lebih senang apabila kambing itu lenyap dari kehidupan keluarga kami. Dengan begitu Mbah Kakungtidak akan lagi gila judi. Sepertinya kakakku juga berpikiran sama denganku. Kuperhatikan sesekali MasAnwar mondar-mandir seperti orang kebingungan.

            "Kenapa Mas?"

            "Aku heran kenapa kambing itu bisa kembali lagi. Padahal tadi sudah kubuang di hutan desa sebelah."

            "Jadi kambing itu hilang karena sampean buang di hutan?"

            "Iya Yan, aku sengaja membuangnya ke hutan tadi pagi."

            "Jadi tadi pagi sampean berangkat lebih awal karena mau membuang Paimin?"

            "Iya, aku sudah gak betah lihat Paimin lama-lama di rumah ini."

            "Oalah...berarti kowe pelakune(5)?" Tiba-tiba Mbah Kakung datang di hadapan kami. Ternyata ia mendengar semua yang kami bicarakan barusan.

            "Kurang ajar koweWar!"

Mbah Kakungtanpa pikir panjang langsung mencengkeram tubuh MasAnwar. Tidak lama kemudian Mbah Kakung menghempaskan tubuh MasAnwar ke lantai dengan keras. Kemudian Mbah Kakung mencengkeram lagi tubuh MasAnwar. Ia membelit tubuh kurus kakakku layaknya seekor ular yang menangkap mangsa. Kakakku yang bertubuh kurus itu pun berusaha melawan cengkeraman Mbah Kakung. 

Namun ia tak berhasil melawan serangan Mbah Kakungyang bertubi-tubi. Aku bingung apa yang harus kulakukan. Aku panik bukan main melihat pertarungan antara kakek dan cucu pertamanya itu. Aku berlari dan berteriak sekencang mungkin mencari Bapak dan Ibu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun