Sebagai seorang Muslim tentu ambisius ini harus dikendalikan oleh iman atau believe sistemnya yang kita semua yakini. Sehingga semua competitive advantage tau ambisiusitas semuan ya mengarah pada keinginan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan  (fastabiqul Khairat).
Dan yang terakhir adalah pemenang itu cenderung akan menciptakan pemenang lainnya. Disinilah letak kebermanfaatan atau impact itu akan hadir.Â
Jadi menurut Reza tidak ada istilah mau menang sendiri bagi para pemenang sejati. Mereka akan cenderung mengajak teman-teman atau lingkungan sekitarnya untuk sama-sama menjadi pemenang minimal menjadi versi lebih baik dari dirinya.
Insight yang kedua adalah 'Perempuan hebat itu diciptakan untuk mendampingi laki-laki hebat'. Demikian pula sebaliknya laki-laki hebat itu membutuhkan wanita hebat di sampingnya.Â
Intinya ketika fitrahnya manusia itu diciptakan berpasang-pasangan, maka pasangan itu akan sangat Mencerminkan sesuatu yang memang kita butuhkan.Â
Seorang dengan Ambisi besar misalnya tentu membutuhkan pasangan yang juga mampu menjadi penyeimbang dalam keluarga. Dan menurut Reza, memantaskan dan melayakkan diri itu berlaku bagi perempuan maupun laki-laki.Â
Laki-laki yang alpha tentu membutuhkan wanita yang bukan hanya cerdas untuk dirinya sendiri, namun mampu memainkan peran dan posisinya. Apalagi jika sudah dikaruniai anak.Â
Demikian juga sebaliknya perempuan atau wanita Alpha misalnya akan membutuhkan laki-laki yang mampu membimbing dan mengarahkannya dengan cara yang tepat juga.Â
At least laki-laki yang kurang lebih mempunyai karakter alfa juga. Menurut Reza urusan lain boleh gagal tapi urusan laki-laki menjadi suami dan ayah itu tidak boleh gagal karena hal tersebut tidak akan pernah kembali.Â
Demikian juga dengan perempuan yang berperan sebagai istri dan ibu tidak boleh gagal. Karena partikel terkecil proses pendidikan itu justru dimulai dengan yang ada di rumah yaitu keluarga. Keluarga merupakan pondasi awal dalam membangun perubahan untuk generasi selanjutnya.
Insight yang ketiga adalah 'untuk menjadi besar, maka berfikirlah besar'. Karena awal mula tindakan itu selalu dimulai dari pikiran yang besar, ide yang besar, berani bercita-cita besar.Â