Rantau Bertuah merupakan buku yang ditulis oleh Bunda Tatty Elmir. Buku ini pertama kali diterbitkan oleh Yayasan Ayo Membaca (AMIND) pada tahun 2020 lalu. Buku ini memiliki ketebalan 345 halaman. Buku ini merupakan kisah terlengkap dan terupdate dari 2 buku sebelumnya.
Buku ini menceritakan kisah juang pasangan WNI DR-Reza Abdul Jabbar dan Silvia Pamudji-yang kini menjadi pemilik 5 dairy farm berskala besar di New Zealand. Dengan lika liku yang sangat detail buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh para pasangan suami istri diluar sana yang tengah gelisah karena mengalami hari-hari yang sulit.
Bunda Tatty Elmir sendiri adalah seorang founder dari sebuah organisasi kepemudaan yang sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat yaitu FIM (Forum Indonesia Muda).
Biasanya mereka setiap tahun membuka pendaftaran pelatihan nasional pemuda terpilih di Indonesia yang disebut sebagai Youth Leadership Forum. Forum ini akan mempertemukan kita para muda-mudi dengan para pemimpin dan praktisi. Kegiatannya kurang lebih dalam seminggu.
Buku rantau bertuah ini sebenarnya adalah buku seri kedua dari buku sebelumnya yaitu never ending hijrah. Kedua buku ini sebetulnya kurang lebih sama, yaitu menceritakan tentang perjalanan dan kisah-kisah penulis yaitu Bunda Tatty Elmir saat berkunjung ke New Zealand untuk bertemu dengan Reza Abdul Jabbar dan Silvia Pamudji-2 tokoh utama di buku rantau bertuah.
Sebagai informasi, buku rantau bertuah dan buku never ending hijrah keduanya menceritakan tentang kisah dan cerita penuh dari kehidupan keluarga Reza Abdul Jabbar dan Sofia Pamujdi, warga negara Indonesia yang merantau dan menetap di New Zealand. Mereka bukan hanya menetap di New Zealand melainkan juga menjadi petani berskala besar disana.
Tercatat lebih dari 800 hektar menjadi wilayah pertanian pasangan ini di sana dan jumlah sapi lebih dari 3500. Jelas ini bukanlah bisnis yang setahun dua tahun dibangun.
Ada proses panjang, ada nilai, dan ada prinsip hidup yang dijaga sedari muda yang kesemuanya akhirnya membuat bunda Tatty Elmir Menulis kisah hidup perjalanan pasangan ini dalam buku Never Ending Hijrah dan Rantau Bertuah sebagai buku keduanya.
Insight pertama dalam buku ini adalah 'Karakteristik Pemenang'. Karakter pemenang Itu jelas berbeda dengan karakter looser (pecundang).
Menurut Reza karakter pemeran itu bisa dilihat dari tiga hal; pertama etos kerjanya. Seperti bangun pagi jam berapa, sehari tidur berapa jam, efektivitas dalam mengerjakan sesuatu dan seterusnya.
Yang kedua adalah kompetitif advantage itu tinggi apa tidak, jiwa kompetitif nya ada apa tidak, atau bahasa Reza adalah ambisiusnya terkendali atau tidak.
Sebagai seorang Muslim tentu ambisius ini harus dikendalikan oleh iman atau believe sistemnya yang kita semua yakini. Sehingga semua competitive advantage tau ambisiusitas semuan ya mengarah pada keinginan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul Khairat).
Dan yang terakhir adalah pemenang itu cenderung akan menciptakan pemenang lainnya. Disinilah letak kebermanfaatan atau impact itu akan hadir.
Jadi menurut Reza tidak ada istilah mau menang sendiri bagi para pemenang sejati. Mereka akan cenderung mengajak teman-teman atau lingkungan sekitarnya untuk sama-sama menjadi pemenang minimal menjadi versi lebih baik dari dirinya.
Insight yang kedua adalah 'Perempuan hebat itu diciptakan untuk mendampingi laki-laki hebat'. Demikian pula sebaliknya laki-laki hebat itu membutuhkan wanita hebat di sampingnya.
Intinya ketika fitrahnya manusia itu diciptakan berpasang-pasangan, maka pasangan itu akan sangat Mencerminkan sesuatu yang memang kita butuhkan.
Seorang dengan Ambisi besar misalnya tentu membutuhkan pasangan yang juga mampu menjadi penyeimbang dalam keluarga. Dan menurut Reza, memantaskan dan melayakkan diri itu berlaku bagi perempuan maupun laki-laki.
Laki-laki yang alpha tentu membutuhkan wanita yang bukan hanya cerdas untuk dirinya sendiri, namun mampu memainkan peran dan posisinya. Apalagi jika sudah dikaruniai anak.
Demikian juga sebaliknya perempuan atau wanita Alpha misalnya akan membutuhkan laki-laki yang mampu membimbing dan mengarahkannya dengan cara yang tepat juga.
At least laki-laki yang kurang lebih mempunyai karakter alfa juga. Menurut Reza urusan lain boleh gagal tapi urusan laki-laki menjadi suami dan ayah itu tidak boleh gagal karena hal tersebut tidak akan pernah kembali.
Demikian juga dengan perempuan yang berperan sebagai istri dan ibu tidak boleh gagal. Karena partikel terkecil proses pendidikan itu justru dimulai dengan yang ada di rumah yaitu keluarga. Keluarga merupakan pondasi awal dalam membangun perubahan untuk generasi selanjutnya.
Insight yang ketiga adalah 'untuk menjadi besar, maka berfikirlah besar'. Karena awal mula tindakan itu selalu dimulai dari pikiran yang besar, ide yang besar, berani bercita-cita besar.
Menurut Reza dalam buku ini, setidaknya ada dua cara. Yang pertama adalah orang tua yang membentuk, karena mau tidak mau didikan orang tua dirumah tetap adalah fondasi pendidikan pertama yang akan selalu diingat.
Dan yang kedua berasal dari eksternal yaitu dari apa yang kita baca, apa yang kita tonton, dengan siapa selama ini kita berdiskusi, mentor, dan kita bergaul.
Mau tidak mau semua itu akan membentuk cara kita berpikir. Justru tantangan terbesarnya adalah ketika kita tidak mempunyai keduanya.
Saat kecil kita tidak dikelilingi oleh support System yang membuat kita berpikir besar, dan setelah kita beranjak dewasa kita terus menjadikan itu sebuah pembenaran. Kita tidak mau mengubah status quo tersebut padahal pikiran dan habit ini adalah dua hal yang sangat bisa diubah dan dibentuk.
Pertanyaannya justru adalah mau atau tidak mau, sudah memutuskan atau masih Ragu, kita mau persistent dengan prosesnya atau cenderung ingin instan dengan hasilnya.
Menurut Reza dalam buku Rantau Bertuah tidak ada kesuksesan yang diraih dengan instan atau cepat. Apa yang kita tanam itu yang kita panen.
Happy Reading...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI