keris Aeng Tong-tong yang terletak di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur kemarin (Selasa, 24 Mei 2022). Kunjungan beliau diadakan dalam rangka melakukan sosialisasi ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) tahun 2022.Â
Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan ke desaAnugerah Desa Wisata Indonesia merupakan sebuah program yang dibuat oleh Menparekraf dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi yang di upayakan dalam pengembangan desa dan juga bertujuan agar terciptanya lapangan kerja serta mendorong kebangkitan ekonomi nasional. Penyambutan Sandiaga Uno di Desa Aeng Tong-tong berlangsung sangat ramai dengan dihadirkannya music tradisional khas Sumenep , yaitu Tongtong.Â
Desa Aeng Tong-tong merupakan satu-satunya Desa di Kabupaten Sumenep bahkan di Indonesia yang 100 persen dari penduduknya merupakan pengrajin keris. Pada tahun 2014 silam, Desa Aeng Tong-tong pernah dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata yang memiliki Mpu keris terbanyak di dunia. Keahlian yang dimiliki oleh setiap warga desa sudah diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang mereka.Â
Karena konon katanya, pada masa kerajaan dahulu, keris -yang dijadikan sebagai senjata sekaligus pusaka-para bangsawan kerajaan memang ditempa di desa Aeng Tong-tong. Keris mengalami pertumbuhan pesat pada masa pemerintahan Pangeran Joko Tole pada abad ke 14 Pusaka keris yang berasal dari Desa Aeng Tong-tong ini sangat diminati oleh para penggemar keris di seluruh mancanegara bahkan tak jarang orang-orang yang berada di luar negara Indonesia yang memesan keris dari desa Aeng Tong-tong, seperti malaysia.Â
Ada beberapa alasan mengapa orang-orang senang memesan dan membeli keris di desa Aeng Tong-tong, diantaranya seperti garapannya yang halus, warangka atau rumah kerisnya yang bagus dan sangat detail. Dari saking lestarinya budaya penempaan keris di Desa Aeng Tong-tong, anak-anak Sekolah Dasar (SD)-pun tak jarang yang bisa membuat dan menempa keris sendiri.
 Pada saat kunjungannya itu, Sandiaga Uno sempat mendengar curhatan dari salah satu pengrajin keris atau mpu perempuan satu-satunya di desa Aeng Tong-tong bahkan Sumenep yang bernama Ika Arista. Ika Arista sendiri saat ini masih berumur 31 tahun. Mpu Ika bercita-cita ingin merubah citra keris yang terkesan mistis dan kuno menjadi sebuah sesuatu yang bisa masuk ke kalangan milenial saat ini.Â
Saat mendapat cerita tentang cita-cita mulia mpu Ika, Sandiaga Uno kemudian memberikan solusi dengan mengajak pembuat karakter pahlawan pada film-film seperti Gundala dan Gatot Kaca untuk memadukan keris sebagai salah satu dari ikon negeri. Sandiaga Uno juga mengaku akan langsung datang langsung menemui pemilik IP rights karakter pahlawan tersebut, untuk mempromosikan bahwa keris juga merupakan bagian dari trend kekinian yang patut untuk dipopulerkan di era milenial saat ini.
 Proses Pembuatan keris sendiri di Desa Aeng Tong-tong membutuhkan cukup banyak waktu untuk menghasilkan keris yang bagus. Langkah awal dari pembuatan keris adalah dengan menempa besi yang kemudian dijadikan sebagai sebuah bahan dasar, dalam proses ini juga ditambahkan Pamor kedalam keris tersebut. Kemudian setelah proses tempa lipat selesai dilanjutkan dengan menggabungkan plat-plat baja menjadi sebuah keris yang dilakukan dengan cara pemanasan. Untuk menjadi sebuah keris setidaknya harus ada 150 lipatan plat baja. Dan proses yang terakhir adalah menghaluskan permukaan keris dengan gerinda dan ditambahkan dengan tembaga atau emas dan kemudian di ukir sesuai dengan pesanan customer.
 Melihat pembuatan keris yang begitu rumit tersebut, Sandiaga Salahuddin Uno terpukau dengan keris hasil kerajinan tangan warga Desa Aeng Tong-tong. Sandiaga juga mengungkapkan bahwasanya keris-keris yang dihasilkan tersebut dapat dijadikan sebagai survenir yang selanjutnya akan diberikan kepada peserta Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali. Sandiaga juga mengungkapkan jika keris-keris tersebut dibawa keluar negeri, maka akan menjadi sebuha komoditas unggulan yang dihasilkan dari Negara Indonesia. Terpilihnya desa Aeng tong-tong menjadi pusat industri bukan hanya karena keterampilan yang dimiliki oleh masyarakatnya. melainkan juga adanya catatan sejarah budaya perkerisan yang dimiliki oleh desa Aeng Tong-tong.Â
Selain Aeng Tong-tong Sandiaga juga melakukan banyak kunjungan terhadap daerah di kota Sumenep. Sandiaga Uno mengakui bahwasanya Kabupaten Sumenep banyak memiliki destinasi wisata, baik yang berbentuk wisata alam maupun wisata religi. Sandiaga Uno juga melakukan peresmian Rumah Kemasan yang terletak di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep lebih tepatnya di Taman Tajamara yang didampingi oleh bupati Sumenep yaitu, bapak Achmad Fauzi. Selain melakukan kunjungan ke Desa Keris Aeng Tongtong, Sandiaga Uno juga mencicipi berbagai makanan khas kota Sumenep seperti kaldu kokot dan sate asli Madura.Â
Menurut Sandiaga Uno kaldu kokot khas Madura sangat enak sekali dan Sandiaga mengaku bahwa kaldu kokot merupakan salah satu masakan yang sebenarnya kurang disorot jika dibandingkan dengan masakan khas Madura lainnya seperti sate Madura Khas kabupaten Sampang dan Bebek Sinjay khas Kabupaten Bangkalan. Padahal kelezatan saat menikmati kaldu kokot sangat layak untuk lebih dikembangkan lagi dan menjadi bagian dari wisata kuliner di kabupaten Sumenep.Â
Kaldu kokot sendiri merupakan olahan berbahan dasar dari kaki sapi atau kikil sapi yang kemudian di olah menjadi kaldu kikil yang sangat lezat. Pertama kikil sapi yang sudah dipotong-potong menjadi beberapa bagian kemudian dibakar untuk menghilangkan kotorannya setelah itu direbus kurang lebih selama 3 jam hingga teksturnya lembut. Kemudian kaldu sisa merebus kikil tersebut di campur dengan bumbu khas yang sudah diracik sebelumnya. Dan kaldu kokot siap disajikan.Â
Happy Reading...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H