Mohon tunggu...
Nurul Izzatin
Nurul Izzatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu sosial dan humaniora Program studi ilmu komunikasi 21107030012

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ahli Tahajud yang Rugi di Hadapan Allah

24 Februari 2022   20:06 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:17 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seperti yang kita ketahui, sholat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu malam hari yang didahului dengan tidur terlebih dulu. Waktu utama untuk mengerjakan sholat tahajud adalah pada sepertiga malam, dan hukumnya adalah sunnah , artinya jika dikerjakan kita akan mendapat pahala yang besar dimata Allah, akan tetapi jika tidak dikerjakan pun kita tidak mendapatkan dosa. Selain sebagai ibadah tambahan waktu sholat tahajud adalah waktu yang  istijabah dalam berdoa kepada Allah sebab pada waktu tersebut para malaikat 'arsy akan turun ke muka bumi untuk mengabulkan setiap hamba  yang meminta dan berdoa kepada-Nya.

Sholat tahajud juga mempunyai keutamaan tersembunyi yang sangat besar bagi umat muslim yang mau menjalankan diantaranya adalah rezeki yang berlimpah, keharmonisan rumah tangga, ketenteraman dalam hidup, mampu menjaga kesehatan tubuh, dan lain sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa yang hal yang perlu dihindari ketika kita mengerjakan sholat tahajud yakni merasa bangga dengan diri sendiri atau dikatakan riya' terhadap apa yg didapat dari Allah tanpa mempedulikan sekitar. Naudzubillah,,..

Sebab jika hal itu terjadi, itulah orang orang yang ahli tahajud akan tetapi rugi dimata Allah.  Jika berbicara tentang sholat tahajud, ada satu kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk kita saat mengerjakan sholat tahajud. Pada masa Rasulullah SAW, ada seorang sahabat yang ahli ibadah tahajud  bernama Abu bin Hasyim. Hampir bertahun-tahun Abu bin Hasyim tak pernah absen melakukan sholat tahajud pada suatu ketika saat hendak mengambil air wudhu untuk mengerjakan sholat tahajud, Abu bin Hasyim dikagetkan oleh keberadaan sosok makhluk yang sedang duduk dekat sumurnya.

Abu bin Hasyim bertanya: "Wahai hamba Allah, siapakah Engkau?"

Sambil tersenyum, sosok itu berkata : "Aku adalah Malaikat utusan Allah"

Mendengar jawaban tersebut, Abu bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu Malaikat Allah.

Abu bin Hasyim lantas berkata:"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"

Malaikat itu pun menjawab:"Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah"

Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu bin Hasyim lalu bertanya: " Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa itu?"

Malaikat itupun menjawab: " Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah"

Mendengar jawaban Malaikat tersebut. Abu bin Hasyim berharap namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu: "Wahai Malaikat, adakah namaku di situ?"

Abu bin Hasyim beranggapan bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amal ibadahnya yang hampir tak pernah putus. Selalu mengerjakan shalat tahajud  dan selalu bermunajat kepada Allah SWT di seperti malam, dan masih banyak amal baik  yang  lain.

"Baiklah,Aku buka" kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Setelah dibuka dan dicari, ternyata Malaikat tersebut tidak menemukan nama Abu bin Hasyim didalamnya. Karena tidak percaya dengan apa yang disampaikan. Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi . Lalu dicarilah sekali lagi, dan berkata:

"Betul, namamu tidak ada di dalam buku ini"

Mendengar namanya tidak da dalam buku catatan yang dibawa Malaikat tersebut, Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di dalam Malaikat. Beliau menangis sejadi-jadinya sambil berkata: "Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah"

Melihat hal tersebut, Malaikat itupun berkata:

"Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain sedang tidur.Bukan aku tidak tahu engkau mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi ketahuilah, tanganku dilarang Allah untuk menulis namamu"

Karena kaget dengan jawaban malaikat. Abu bin Hasyim pun berkata: "Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?"

Malaikat itu pun menjawab: engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan dirimu sendiri. Sedang di kanan kirimu ada orang sakit dan kelaparan, tapi tidak engkau tengok dan memberinya makan.Mereka itu mungkin ibumu, adik beradikmu, mungkin sahabatmu, malah mungkin juga cuma saudara seagama denganmu atau mungkin cuma sekedar menjadi tetanggamu.

Tidak peduli pada mereka kenapa?

 Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah?

Mendengar jawaban tersebut, hati Abu bin Hasyim seperti disambar petir dia tersadar bahwa hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah semata (hablumminAllah), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannas).

Dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah menciptakan manusia supaya bisa saling menjaga silaturahmi dan saling berbagi disaat orang lain sedang membutuhkan. Boleh boleh saja kita berdoa meminta dilancarkan rezeki dan diperbanyak harta kekayaan kita, akan tetapi ingatlah, apabila Allah sudah mengabulkan doa kita, sebaiknya kita juga tak lupa menyisihkan sedikit dari harta yang kita dapat untuk membantu mereka yang sedang kesusahan. karena dengan menyadari hal tersebut, rasa syukur kita kepada Allah akan semakin bertambah. Dan janji Allah bagi orang yang selalu bersyukur adalah akan ditambah nikmat kita dan dicukupkan segala kebutuhan kita.

Semoga dari kisah ini, kita bisa menjadi manusia yang selalu menjaga silaturahmi dan selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita juga menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Ingatlah selalu! Dosaku sudah pasti tercatat, tapi ibadahku belum tentu diterima oleh Allah Swt.

wallahu a'lam bis shawab,,,....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun