Mohon tunggu...
Nurul Izzatin
Nurul Izzatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu sosial dan humaniora Program studi ilmu komunikasi 21107030012

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ahli Tahajud yang Rugi di Hadapan Allah

24 Februari 2022   20:06 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:17 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Abu bin Hasyim beranggapan bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amal ibadahnya yang hampir tak pernah putus. Selalu mengerjakan shalat tahajud  dan selalu bermunajat kepada Allah SWT di seperti malam, dan masih banyak amal baik  yang  lain.

"Baiklah,Aku buka" kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Setelah dibuka dan dicari, ternyata Malaikat tersebut tidak menemukan nama Abu bin Hasyim didalamnya. Karena tidak percaya dengan apa yang disampaikan. Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi . Lalu dicarilah sekali lagi, dan berkata:

"Betul, namamu tidak ada di dalam buku ini"

Mendengar namanya tidak da dalam buku catatan yang dibawa Malaikat tersebut, Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di dalam Malaikat. Beliau menangis sejadi-jadinya sambil berkata: "Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah"

Melihat hal tersebut, Malaikat itupun berkata:

"Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain sedang tidur.Bukan aku tidak tahu engkau mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi ketahuilah, tanganku dilarang Allah untuk menulis namamu"

Karena kaget dengan jawaban malaikat. Abu bin Hasyim pun berkata: "Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?"

Malaikat itu pun menjawab: engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan dirimu sendiri. Sedang di kanan kirimu ada orang sakit dan kelaparan, tapi tidak engkau tengok dan memberinya makan.Mereka itu mungkin ibumu, adik beradikmu, mungkin sahabatmu, malah mungkin juga cuma saudara seagama denganmu atau mungkin cuma sekedar menjadi tetanggamu.

Tidak peduli pada mereka kenapa?

 Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah?

Mendengar jawaban tersebut, hati Abu bin Hasyim seperti disambar petir dia tersadar bahwa hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah semata (hablumminAllah), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun