Shafa terdiam kaget mendengar ucapan kepala sekolahnya itu.
"Jadi, Apakah kamu bersedia?" lanjut Bu Dina.
Shafa kebingungan merespon pertanyaan tersebut. Setelah beberapa detik terdiam akhirnya dia membuat sebuah keputusan.
"Baik. Saya siap menerima tanggung jawab ini, Bu." Jawab Shafa dengan senyuman.
Setelah pertemuan dengan kepala sekolah, Shafa belajar dengan sangat gigih untuk menghadapi olimpiade yang akan di adakan 2 minggu kedepan.
Waktu terus berlalu dan tepat pada hari ini Shafa akan mengikuti perlombaan.
Shafa memasuki ruangan yang telah dipenuhi oleh siswa dan siswi dari sekolah lain.
Dia dengan penuh keyakinan mengerjakan semua soal. Setelah menyelesaikan semua soal, Shafa mengirim hasil jawabannya dengan menekan tombol "submit" pada komputer yang digunakannya. Begitupun dengan peserta lain yang telah berjuang mengerjakan soal- soal matematika tersebut.
Shafa dan peserta lain sedang menunggu hasil lomba. Pengumuman langsung  disampaikan hari itu juga karena komputer akan langsung menghitung skor tertinggi diantara semua peserta.
"Selama Sore, Bapak, Ibu, dan Siswa Siswi yang hadir pada olimpiade Matematika hari ini. Saat ini, saya berdiri dihadapan Anda sekalian untuk mengumumkan hasil lomba yang telah diputuskan." Kata pembawa acara yang berdiri di atas panggung.
Hati Shafa terus berdetak dua kali lebih cepat menantikan siapa yang akan menjadi juara satu dalam perlombaan ini.