Aku nengernyitkan dahi. Bukankah dari tadi dia sudah mengobrak-abrik lipatan celana-celanaku? Aku menelan ludah kesal luar biasa.
"Maksudku celana dalam Mbak?"
Celana dalam? Apa Santi akan meminjam celana dalamku? Ah ngeri sekali.
"Aku kehabisan celdam Mbak. Aku mau pinjam 2 saja. Aku sedang datang bulan. Ntar kukembalikan."
Apa? Sejenak aku melongo. Terpesona!
Kuambilkan 5 buah celdam punyaku di boks samping lemari yang masih baru, belum dipakai.
"Nih, ambil buatmu tak usah dikembalikan."
Dia mengambilnya dengan sumringah lalu bergegas keluar kamarku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H