Setelah tinggal di rumah belajar, Ida dan teman-temannya masih mengikuti kegiatan organisasi. Mereka perlahan dilatih untuk bisa mengatur waktu dan menentukan prioritas, apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang sebaiknya ditinggalkan. Sehingga waktu yang mereka miliki bisa lebih bermanfaat dan tidak berlalu dengan sia-sia. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Ida memutuskan untuk menuntaskan kegiatan organisasi selama satu periode saja. Selanjutkan Ida mencoba untuk fokus belajar di kampus dan mengembangkan diri di rumah belajar.
Rumah belajar telah berpindah tempat tiga kali dan penghuninya juga semakin bertambah. Selain bergaul di kampus dan di rumah belajar, Ida dan teman-temannya juga aktif berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Salah satunya ikut mengajar mengaji di mushola dan membuka bimbingan belajar untuk adik-adik di sekitar rumah belajar. Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Di rumah belajar ini, Ida dan teman-temannya mencoba untuk mempraktikkan hal tersebut.
Salah satu kegiatan yang selalu dinantikan di rumah belajar adalah kegiatan Reading Camp. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan saat liburan semester. Setelah menghabiskan waktu selama satu semester untuk belajar di kampus, liburan semester menjadi momen untuk mengisi ulang semangat dan memberi nutrisi untuk rohani. Kegiatan ini dimulai dengan sholat tahajjud dan kegiatan lain sampai malam hari sebelum tidur. Kegiatan ini meliputi sholat berjamaah, membaca al-Qur'an, membaca buku, diskusi buku, dan juga games. Selama beberapa hari penghuni rumah belajar akan mengikuti kegiatan Reading Camp bersama teman-teman dari beberapa kota.
Rumah belajar menjadi tempat tinggal sekaligus tempat belajar. Teman-teman di rumah belajar juga menjadi keluarga yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan. Mereka memasak bersama, bersih-bersih bersama, dan melakukan banyak kegiatan secara bersama-sama. Jika ada teman yang sakit, teman yang lain akan menjaga dan merawatnya dengan tulus. Kebersamaan dan kekeluargaan tersebut terjalin sangat erat.
Rumah belajar adalah rumah cahaya, ia ibarat lentera yang menerangi kehidupan para penghuninya. Menjadi penunjuk jalan yang mengantarkan para musafir menuju kampung keabadian. Siapa pun yang masuk ke dalamya akan disuguhi mata air hikmah pereda dahaga. Cahaya tersebut perlahan menyusup ke dalam relung-relung hati jiwa yang suci. Mereka bersama-sama menerangi diri dan memancarkan cahaya penerang bagi siapa pun yang berada di dekatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H