Terkadang kau marah dengannya dan bahkan tak ingin melihatnya lagi. Namun apa daya, saat kau bersedih dia akan tetap datang menghampirimu tanpa kau minta. Dia tetap akan mencoba menghiburmu. Namun kau hanya mengelaknya dan mengabaikannya.
Terkadang kau hanya ingin melihat sisi baiknya saja, membanggakannya dan bahkan memamerkannya pada dunia bahwa dialah yang paling hebat dan tak ada yang menandinginya. Kau melihat lamat-lamat wajahnya di cermin. Memandang seberapa cantik dan hebatnya dia. Dan entah untuk kesekian kalinya kau kagum dengannya.
Kau menyimpan rapi kenangan akan hebatnya dia dalam album terbaik. Mengelapnya setiap hari. Dan memajangnya dengan rapi. Supaya orang lain tau seberapa luar biasanya dia. Dan kau berpikir betapa beruntungnya kamu mendapatkannya. Lihatlah kau selalu mengembangkan bibir, tersenyum, ketika kau melihatnya.
"The moon is beautiful, isn't it?" Katamu.
Memandanginya membuatmu lupa akan dunia. Entah seberapa ramainya orang -- orang di luar sana. Kau tak peduli. Kau masih tenggelam dalam kekagumanmu.
Namun suatu hari kau sangat ingin kabur darinya. Seolah bersamanya adalah waktu dan jalan yang tak pasti. Kau mengumpat dan bahkan menyalahkannya. Kau katakan bahwa dia lemah. Kau katakana bahwa dia hanyalah makhluk penakut dan payah. Dan kau menyakitinya untuk menipu dirimu bahwa kau akan bahagia tanpanya.
Bahagia?
Tidak.
Kau hanya menambah rasa sakit. Melukainya tanpa sadar hingga tak sadar seberapa tersiksanya dia. Kau pun tak menyelesaikan apapun. Kau hanya menciptakan ilusi. Bahwa kau adalah orang yang paling buruk di seluruh dunia ketika bersamanya. Orang yang paling tak beruntung di dunia. Kau hanya terlalu egois.
"Pengecut!"