"Pukul 09.00 esok paginya. Hujan deras tadi malam sudah reda."(hal. 209)
Latar sosial yang digambarkan dalam novel pun beragam. Selama periode di Pulau Bungin, latar sosial yang menonjol ialah tradisi turun-temurun yang masih tetap dilestarikan. Hal ini juga diikuti dengan nilai kegotong-royongan, kekeluargaan dan tolong menolong yang masih erat. Ketika berlatarkan Pondok Kiai Ma'sum, maka nilai yang mendasari adalah nilai keagamaan dengan latar pedesaan sehingga perilaku masyarakatnya pun masih sangat sederhana dan nilai gotong-royong yang juga masih tinggi.
Ketika Sri berada di Jakarta, latar sosial yang ditampilkan dalam cerita berubah drastis. Jakarta digambarkan sebagai kota metropolitan dimana para penduduknya terutama pendatang akan sulit untuk menemukan penghidupan yang layak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
"Aku membayar sewa 200 rupiah setiap bulan. Mahal sekali, Nur, di sini yang murah mungkin hanya harga minyak tanah, 30 sen per liter. Tapi Jakarta semuanya memang mahal, beras, gula, serba mahal. Kalaupun hendak makan di warung, lebih mahal lagi."(hal. 217)
Sementara itu selama periode di London dan Paris, latar sosial yang tergambar hampir sama. Kedua kota ini merupakan kota yang modern dan maju dengan penduduk yang beragam.
Sudut pandang yang digunakan penulis dalam ceritanya adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan nama orang pada seluruh tokohnya, serta penggunaan kata dia,-nya dan kata ganti orang ketiga yang lain. Selain itu, cerita juga lengkap dan penulis dapat menggambarkannya dengan detail, seolah-olah ia mengetahui segala tentang cerita tersebut dalam karya sastranya.
Tere Liye merupakan penulis yang telah melahirkan begitu banyak karya yang fenomenal. Cerita yang dibawakannya dalam berbagai karya sastranya sebenarnya merupakan cerita yang amat sederhana, termasuk dalam novel "Tentang Kamu". Hal ini merupakan salah satu cerminan diri penulis yang selalu bersikap sederhana. "Bekerja keras dan selalu merasa cukup, mencintai, berbuat baik dan selalu berbagi, senantiasa bersyukur serta berterima kasih, maka Tere Liye percaya bahwa kebahagiaan itu sudah berada di genggaman kita".
Di dalam novel ini, penulis mengajarkan bahwa hidup itu tidaklah serumit yang kita pikirkan. Kita cukup mensyukuri segala anugerah yang diberikan oleh-Nya kepada kita dalam hidup ini. Selain itu, teknik penyampaian maupun gaya bahasa dalam novel juga tidak rumit. Bahasa yang digunakan ringan dan sederhana. Namun, ada beberapa kata menggunakan bahasa asing untuk menyesuaikan cerita dengan latarnya. Bahasa yang digunakan juga mampu menghanyutkan pembacanya agar terbawa ke dalam suasana yang ada di dalam novel.
Berbeda dengan para penulis lainnya, Tere Liye merupakan penulis dengan biografi yang tertutup. Namun demikian, dalam novel "Tentang Kamu" ini penulis menceritakan kisah, dimana ia seakan-akan mengetahui seluruh rangkaian cerita beserta latar-latar yang ada. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa penulis benar-benar meneliti sesuatu sebelum ia memasukkannya ke dalam bagian dari ceritanya.
Secara umum, amanat yang ingin disampaikan melalui penulis dalam cerita ini adalah bahwa kita harus bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Sebuah kesabaran yang tiada batasnya. Bersyukur, merupakan suatu cara untuk bersabar. Apapun yang kita dapatkan dalam hidup ini, kita harus senantiasa menerimanya, walaupun terkadang dalam hidup kita banyak menemui cobaan atau kesulitan. Penulis juga ingin menyampaikan amanat tentang kesabaran ketika kita gagal. Kita tidak boleh menyerah dalam kegagalan dan harus terus berjuang hingga meraih kesuksesan. Kesabaran juga tergambar dari perilaku yang tidak pendendam dan mau memaafkan kesalahan orang lain.
Terlepas dari beberapa kekurangannya, novel "Tentang Kamu" karya Tere Liye merupakan novel yang baik untuk dibaca. Banyak pelajaran yang dapat diambil dalam kisah novel ini. Intisari dari novel ini ialah tentang kesabaran, mudah memaafkan, perjuangan, kerja keras dan bersyukur atas segalanya. Semoga kisah yang disajikan di dalam novel ini dapat menginspirasi banyak orang yang membacanya.