Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Kisah Luar Biasa Ketika Hujan

19 Maret 2017   23:00 Diperbarui: 1 April 2017   08:45 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kabarmu saat ini? Semoga bersamaan dengan dibacanya surat ini, kau dalam keadaan sehat dan selalu berada di bawah lindungan-Nya. Amiin.

Dalam surat ini, aku ingin menyampaikan suatu hal yang sangat penting. Hal yang selama ini kututupi darimu karena aku sungguh tidak sanggup untuk mengatakannya secara langsung. Hal ini berkaitan dengan dosaku di masa lalu terhadapmu. Karena itu, aku ingin mengucapkan beribu-ribu kata maaf kepadamu. Tidak mengapa bagiku jika kau tidak memaafkanku dan membenciku. Namun kau harus mengetahui semua kebenaran ini.

Kau mungkin tidak tahu siapa aku sebenarnya. Karena akulah pelakunya, pelaku dari tabrak lari Ibumu tujuh tahun yang lalu. Saat hujan itu, aku yang masih berumur 16 tahun mengendarai mobil Ayahku menuju ke rumah sakit. Meski waktu itu aku belum cukup umur untuk mengendarainya, namun keadaan mengharuskan berbuat demikian karena aku sedang membawa Ibuku yang saat itu sedang sekarat.

Di tengah-tengah perjalanan, aku melihat seorang anak perempuan yang menyeberang, kemudian disusul oleh seorang wanita yang mungkin adalah Ibu dari anak ini. Aku yang benar-benar panik saat itu tak sempat memijak pedal rem, sehingga aku menabrak wanita itu. Namun, aku langsung pergi untuk membawa Ibuku ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian, aku mendengar bahwa wanita yang kutabrak meninggal.

Aku sangat menyesal. Benar-benar menyesal. Aku mulai mencari tahu tentang korban dan akhirnya tujuh tahun kemudian barulah aku mengetahui ternyata korban mempunyai seorang anak perempuan. Karena perasaan bersalahku, aku mulai mendekatimu yang merupakan anak dari korban. Aku bahkan selalu datang setiap hari Rabu siang di payung itu untuk menemuimu, meski diriku tak pernah sanggup untuk menjelaskan semuanya padamu.  Kemudian, rasa penyesalanku padamu semakin mendalam karena aku telah jatuh cinta padamu. Itulah yang menjadi alasan mengapa aku pernah menghindarimu selama sebulan.

Pada hari itu, setelah aku memayungimu di tengah-tengah hujan, aku pergi bertugas ke luar kota. Keesokan harinya barulah aku mengetahui kabar tentangmu dari Nadia. Aku langsung bergegas untuk pergi ke rumah sakit tempatmu dirawat. Ketika itu hujan turun sangat deras yang disertai angin kencang dan juga petir. Jalanan yang kulalui sangatlah licin. Nasib yang malang menimpaku karena sebuah pohon  besar tumbang dan menghimpit mobilku. Lebih malangnya lagi, kecelakaan ini baru diketahui beberapa jam kemudian.

Aku dilarikan ke rumah sakit, tetapi semua sudah sangat terlambat. Hari ini di rumah sakit yang sama, kita sama-sama sedang berusaha untuk mempertahankan hidup. Namun, nasibmu jauh lebih beruntung dariku. Engkau divonis dokter mengalami penyakit kelainan jantung bawaan. Nyawamu sedang terancam, karena kau bisa meninggal jika tidak segera menemukan donor untuk jantungmu. Sementara itu, kedua kakiku diamputasi setelah kecelakaan. Dokter juga telah memvonis bahwa nyawaku tak akan bisa bertahan lebih lama lagi.

Kemudian, aku membuat sebuah keputusan. Aku memutuskan untuk memberikan sisa hidupku kepadamu, mendonorkan jantungku padamu setelah aku meninggal. Hal ini kulakukan demi menyelamatkan nyawa orang yang kucintai, sekaligus membayar hutang masa laluku. Kini, aku bisa meninggalkan dunia dengan tenang.

Sekali lagi, aku ingin mengucapkan ribuan kata maaf kepadamu. Maaf jika aku telah membuatmu kehilangan Ibumu. Maaf jika aku menyembunyikan semua masa lalu kelam ini darimu. Maaf pula jika orang sepertiku mencintaimu. Terima kasih telah hadir dalam hidupku yang singkat…

Septian Andika Zefrian

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun