Tidak ada yang menyangka bahwa malam itu adalah malam terakhir bagi Riefian Fajarsyah atau dikenal dengan Ifan Seventeen satu panggung bersama 3 personel lainnya. Dalam sekejap gulungan air laut bermeter-meter tingginya menghantam panggung musik dalam gelaran gathering sebuah perusahaan listrik.
22 Desember 2018, menjadi momen terkelam bagi sang vokalis dan orang-orang yang ditinggalkan. Film Kemarin menuturkan kenangan perjalanan group band Seventeen.
Studio Bioskop atau Kuburan, Sepi Penonton
Ini pertama kalinya saya menonton film di bioskop setelah 10 bulan pandemi. Rasanya aneh sih melihat kondisi bioskop yang sepi pengunjung. Padahal kalau musim liburan atau jelang akhir tahun banyak film bagus yang rilis dan menjadi hiburan buat penggemar film. Kebetulan saya nonton di Pesona Square XXI.Â
Sebelum masuk, ke bioskop ada petugas yang mengecek suhu badan dan pengunjung wajib scan barcode mengisi kehadiran di website 21cineplex.com. Kata petugasnya sih, sebagai bukti kehadiran pengunjung bioskop saja.
Setelah mencetak e-ticket, saya menuju studio 6 di mana film akan ditayangkan. Astaga sepanjang jalan menuju studio nggak ada satu pun penonton yang duduk menunggu film dimulai. Sampai saya masuk ke studio, mba-mba penyobek tiketnya nggak nunggu di depan pintu, eh nggak tahunya dia ada di dalam.Â
You know what, bangku bioskop masih sepi dan saya aja yang nonton. Untung nontonnya siang, coba kalau malam bisa jadi horor suasananya. Tapi selang beberapa menit film ditayangkan, ada 2 orang cewek duduk sederetan bangku saya. Tiap deratan bangku, diselang satu kursi yang dikasih lakban. Nonton film dengan jaga jarak aman. Begini deh pengalaman saya nonton bioskop saat pandemi.
Film "Kemarin" Mengenang Kepergian Anggota Seventeen dan 2 Tahun Kejadian Tsunami Tanjung Lesung
Saya yakin film ini bakal menguras emosi dan air mata. Benar saja, saat berlangsung 30 menit adegan sedihnya dimulai. Total durasi film selama 1,5 jam. Ifan, sebagai satu-satunya anggota grup band Seventeen yang tersisa menjadi pemain utama dalam film bergenre docudrama.Â
"Kemarin" disutradarai oleh Upie Guava dan ditulis skenarionya oleh Wisnu Surya Pratama. Film ini dirilis berkat penemuan kamera Andi (drummer) yang berisi foto dan video kebersamaan mereka pas H-1 sampai hempasan Tsunami datang. Serta dokumentasi-dokumentasi yang tersimpan oleh manajemen Seventeen selama 55 jam.
Awal cerita membahas tentang perjalanan grup band dibentuk. Sekumpulan anak SMA berasal dari Yogyakarta pada tahun 1999. Muncullah nama Sweet Seventeen atas cetusan Yudhi Rus Harjanto (ex gitaris).
Berkat kegigihannya sampai menelurkan album pertama di tahun 2003 dengan single lagu "Jibaku". Tahun 2006 vokalis Doni keluar, lalu Ifan masuk ke grup Seventeen berkat lolos dari audisi pencarian vokalis di sebuah kampus.
Sebenarnya "Kemarin" diambil dari judul lagu yang diciptakan oleh almarhum Herman Sikumbang (gitaris) dan rilis tahun 2016. Saat proses rekaman pun Ifan merasa nggak enak menyanyikannya, "Kayak lagu orang meninggal", ucapnya.
Namun, almarhum Herman tidak mau mengubah sedikit pun liriknya. Saya pun baru dengar lagunya setelah mereka mengalami musibah tersebut.
3 dari 4 anggota Seventeen yaitu Muhammad Awal Purbani (gitaris), Herman Sikumbang (gitaris), Windu Andi Dermawan (drummer) dan Dylan Sahara istri Ifan Seventeen dan beberapa crew lainnya meninggal dunia akibat terjangan Tsunami Tanjung Lesung, 22 Desember 2018.
Nggak ada yang pernah tahu malam itu bakal ada terjangan ombak tsunami. Film ini sekan-akan sebagai mengenang para korban dan kejadian 2 tahun tsunami Tanjung Lesung.Â
Saya juga jadi flashback kejadian dahsyat itu. Melihat betapa kehilangannya para kerabat dan keluarga atas meninggalnya orang yang disayangi. Ifan dengan tegar menuturkan kejadian demi kejadian yang ia alami dan rasakan. Tentunya merasa kesepian ditinggal sang istri tercinta.Â
Film " Kemarin" menyadarkan saya bahwa kebersamaan dengan orang dekat yangvterjalin sejak lama bisa sekejap hilang dalam hitungan detik oleh takdir. Kemarin kita masih bisa tertawa, makan, kumpul, chatting, atau bahkan bermusuhan dengan orang terdekat.
Tapi kita nggak tahu apa yang terjadi esok atau lusa nanti terhadap diri kita atau orang lain. Penuhilah sisa waktu dengan kebahagiaan bersama orang-orang tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H