Mohon tunggu...
Nurul Dwi Larasati
Nurul Dwi Larasati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Hiking enthusiast, blogger, movie lover

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Kemarin" Mengenang Kepergian Personel Seventeen dan 2 Tahun Kejadian Tsunami Tanjung Lesung

15 Desember 2020   00:07 Diperbarui: 15 Desember 2020   04:04 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sendiri aja nontonnya saat pandemi (dokpri)

Awal cerita membahas tentang perjalanan grup band dibentuk. Sekumpulan anak SMA berasal dari Yogyakarta pada tahun 1999. Muncullah nama Sweet Seventeen atas cetusan Yudhi Rus Harjanto (ex gitaris).

Berkat kegigihannya sampai menelurkan album pertama di tahun 2003 dengan single lagu "Jibaku". Tahun 2006 vokalis Doni keluar, lalu Ifan masuk ke grup Seventeen berkat lolos dari audisi pencarian vokalis di sebuah kampus.

Sebenarnya "Kemarin" diambil dari judul lagu yang diciptakan oleh almarhum Herman Sikumbang (gitaris) dan rilis tahun 2016. Saat proses rekaman pun Ifan merasa nggak enak menyanyikannya, "Kayak lagu orang meninggal", ucapnya.

Namun, almarhum Herman tidak mau mengubah sedikit pun liriknya. Saya pun baru dengar lagunya setelah mereka mengalami musibah tersebut.

Tadinya mau dirilis tanggal itu, tapi rilis di bioskop per tanggal 3 Desember 2020 (dokpri)
Tadinya mau dirilis tanggal itu, tapi rilis di bioskop per tanggal 3 Desember 2020 (dokpri)

3 dari 4 anggota Seventeen yaitu Muhammad Awal Purbani (gitaris), Herman Sikumbang (gitaris), Windu Andi Dermawan (drummer) dan Dylan Sahara istri Ifan Seventeen dan beberapa crew lainnya meninggal dunia akibat terjangan Tsunami Tanjung Lesung, 22 Desember 2018.

Nggak ada yang pernah tahu malam itu bakal ada terjangan ombak tsunami. Film ini sekan-akan sebagai mengenang para korban dan kejadian 2 tahun tsunami Tanjung Lesung. 

Saya juga jadi flashback kejadian dahsyat itu. Melihat betapa kehilangannya para kerabat dan keluarga atas meninggalnya orang yang disayangi. Ifan dengan tegar menuturkan kejadian demi kejadian yang ia alami dan rasakan. Tentunya merasa kesepian ditinggal sang istri tercinta. 

Film " Kemarin" menyadarkan saya bahwa kebersamaan dengan orang dekat yangvterjalin sejak lama bisa sekejap hilang dalam hitungan detik oleh takdir. Kemarin kita masih bisa tertawa, makan, kumpul, chatting, atau bahkan bermusuhan dengan orang terdekat.

Tapi kita nggak tahu apa yang terjadi esok atau lusa nanti terhadap diri kita atau orang lain. Penuhilah sisa waktu dengan kebahagiaan bersama orang-orang tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun