Teori Attachment: Pemikiran Mary Ainsworth dan John Bowlby
Teori attachment adalah salah satu konsep psikologi yang paling berpengaruh dalam memahami hubungan manusia, terutama hubungan emosional antara anak dan pengasuh. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby dan kemudian diperkuat oleh penelitian empiris Mary Ainsworth. Keduanya bekerja sama untuk menggambarkan bagaimana keterikatan awal memengaruhi perkembangan emosional, sosial, dan psikologis individu sepanjang hidup mereka.
- Pemikiran Dasar John Bowlby
John Bowlby, seorang psikiater dan psikoanalis Inggris, pertama kali mengembangkan teori attachment pada pertengahan abad ke-20. Dia terinspirasi oleh karya-karya sebelumnya dari Freud, tetapi mengalihkan fokus dari dorongan seksual ke kebutuhan anak untuk kelekatan emosional. Menurut Bowlby, keterikatan bukan hanya sekadar kebutuhan psikologis tetapi juga kebutuhan biologis yang mendalam untuk bertahan hidup.
Bowlby menekankan bahwa bayi dilahirkan dengan serangkaian perilaku bawaan, seperti menangis, tersenyum, atau meraih, yang dirancang untuk menarik perhatian dan perlindungan dari pengasuh utama mereka. Dia menyebut perilaku ini sebagai attachment behaviors yang bertujuan memastikan kedekatan fisik dan emosional dengan pengasuh.
- Bowlby mengidentifikasi tiga konsep utama dalam teorinya:
1. Model Kerja Internal: Bayi mengembangkan harapan dan keyakinan tentang hubungan berdasarkan interaksi awal dengan pengasuh. Model ini menjadi cetak biru untuk hubungan di masa depan.
2. Attachment sebagai Sistem Biologis: Keterikatan adalah respons evolusioner untuk memastikan perlindungan bayi dari bahaya.
3. Peran Sensitifitas Pengasuh: Pengasuh yang responsif dan konsisten membantu bayi merasa aman, yang penting untuk eksplorasi lingkungan dan perkembangan mental.
Bowlby juga mencetuskan ide tentang secure base (basis aman), di mana seorang anak menggunakan kehadiran pengasuh sebagai landasan untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka.
- Mary Ainsworth dan Penelitian Empiris
Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika, melanjutkan dan memperluas teori Bowlby dengan pendekatan empiris. Penelitian utamanya, yang dikenal sebagai Strange Situation (Situasi Aneh), adalah eksperimen laboratorium yang dirancang untuk mengevaluasi keterikatan anak-anak pada pengasuh mereka. Dalam eksperimen ini, anak-anak berusia 12-18 bulan diamati dalam serangkaian situasi, termasuk ketika mereka ditinggalkan oleh pengasuhnya dan kemudian dipertemukan kembali.
- Hasil penelitian Ainsworth mengidentifikasi tiga pola keterikatan utama:
1. Secure Attachment (Keterikatan Aman): Anak merasa aman dan tenang saat pengasuh hadir, menunjukkan stres saat ditinggal, tetapi dengan cepat terhibur ketika pengasuh kembali. Ini terjadi ketika pengasuh konsisten merespons kebutuhan anak.
2. Avoidant Attachment (Keterikatan Menghindar): Anak tampak tidak peduli terhadap keberadaan pengasuh, tidak terlalu terpengaruh oleh perpisahan, dan cenderung menghindari pengasuh saat kembali. Pola ini muncul ketika pengasuh kurang responsif atau cenderung mengabaikan kebutuhan emosional anak.
3. Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Ambivalen/Resisten): Anak tampak sangat cemas sebelum perpisahan, sangat sulit ditenangkan saat pengasuh kembali, dan terkadang menunjukkan kemarahan. Pola ini muncul ketika pengasuh tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.
Penelitian lebih lanjut oleh Mary Main dan kolega menambahkan kategori keempat, yaitu Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisir), yang sering ditemukan pada anak-anak yang mengalami pengasuhan traumatis atau kekerasan.
Pengaruh Teori Attachment
Teori attachment memberikan dasar yang kuat untuk memahami perkembangan psikologis manusia. Hubungan awal antara anak dan pengasuh dianggap sebagai fondasi untuk kemampuan individu membentuk hubungan yang sehat di masa depan.
Penelitian tentang keterikatan juga memberikan wawasan penting dalam berbagai bidang, seperti:
- Psikoterapi: Banyak pendekatan terapeutik berakar pada prinsip-prinsip keterikatan, terutama dalam menangani trauma atau gangguan hubungan interpersonal.
- Pendidikan: Guru yang responsif terhadap kebutuhan emosional siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.
- Pengasuhan Anak: Pemahaman tentang pentingnya kelekatan membantu orang tua lebih responsif dan sensitif terhadap kebutuhan anak.
Kritik dan Pengembangan Lanjutan
Meskipun teori ini sangat berpengaruh, beberapa kritikus menyoroti bahwa faktor budaya sering kali diabaikan. Misalnya, pola pengasuhan yang dianggap ideal di satu budaya mungkin tidak berlaku di budaya lain. Selain itu, beberapa peneliti berpendapat bahwa keterikatan bukan satu-satunya faktor yang menentukan hubungan manusia, karena pengaruh genetik dan lingkungan sosial juga memainkan peran besar.
Kesimpulan
Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth telah membuka pemahaman mendalam tentang hubungan emosional manusia. Dengan menyoroti pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh, teori ini tidak hanya memberikan wawasan tentang perkembangan individu tetapi juga menawarkan panduan praktis untuk pengasuhan, pendidikan, dan terapi. Meskipun terus berkembang, teori ini tetap menjadi fondasi dalam studi hubungan manusia dan kesehatan mental.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI