3. Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Ambivalen/Resisten): Anak tampak sangat cemas sebelum perpisahan, sangat sulit ditenangkan saat pengasuh kembali, dan terkadang menunjukkan kemarahan. Pola ini muncul ketika pengasuh tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.
Penelitian lebih lanjut oleh Mary Main dan kolega menambahkan kategori keempat, yaitu Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisir), yang sering ditemukan pada anak-anak yang mengalami pengasuhan traumatis atau kekerasan.
Pengaruh Teori Attachment
Teori attachment memberikan dasar yang kuat untuk memahami perkembangan psikologis manusia. Hubungan awal antara anak dan pengasuh dianggap sebagai fondasi untuk kemampuan individu membentuk hubungan yang sehat di masa depan.
Penelitian tentang keterikatan juga memberikan wawasan penting dalam berbagai bidang, seperti:
- Psikoterapi: Banyak pendekatan terapeutik berakar pada prinsip-prinsip keterikatan, terutama dalam menangani trauma atau gangguan hubungan interpersonal.
- Pendidikan: Guru yang responsif terhadap kebutuhan emosional siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.
- Pengasuhan Anak: Pemahaman tentang pentingnya kelekatan membantu orang tua lebih responsif dan sensitif terhadap kebutuhan anak.
Kritik dan Pengembangan Lanjutan
Meskipun teori ini sangat berpengaruh, beberapa kritikus menyoroti bahwa faktor budaya sering kali diabaikan. Misalnya, pola pengasuhan yang dianggap ideal di satu budaya mungkin tidak berlaku di budaya lain. Selain itu, beberapa peneliti berpendapat bahwa keterikatan bukan satu-satunya faktor yang menentukan hubungan manusia, karena pengaruh genetik dan lingkungan sosial juga memainkan peran besar.
Kesimpulan
Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth telah membuka pemahaman mendalam tentang hubungan emosional manusia. Dengan menyoroti pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh, teori ini tidak hanya memberikan wawasan tentang perkembangan individu tetapi juga menawarkan panduan praktis untuk pengasuhan, pendidikan, dan terapi. Meskipun terus berkembang, teori ini tetap menjadi fondasi dalam studi hubungan manusia dan kesehatan mental.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI