Mohon tunggu...
Nurul Faizah
Nurul Faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi S1 Bisnis Digital, Universitas Negeri Jakarta

Nurul Faizah | 22 | Mahasiswa | Menyajikan pemikiran dan opini seputar dunia digital, inovasi dan kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran AFTECH dalam Transformasi Inklusi Keuangan Digital Indonesia

26 Oktober 2024   13:35 Diperbarui: 26 Oktober 2024   13:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nurul Faizah (1710621012) 

Mata Kuliah Financial Technology

Dosen Pengampu: Fildzah Shabrina, S.Pd., M.Kom

Program Studi S1 Bisnis Digital, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

TRANSFORMASI INKLUSI KEUANGAN DIGITAL INDONESIA: PERAN STRATEGIS AFTECH DALAM ERA EKONOMI DIGITAL

Perkembangan teknologi finansial (fintech) yang pesat di Indonesia telah membuka peluang baru bagi tercapainya inklusi keuangan yang lebih luas. Indonesia memiliki populasi yang besar dan beragam, menciptakan potensi pasar yang sangat besar untuk fintech. Dengan lebih dari 270 juta penduduk, hanya sekitar 50% yang memiliki rekening bank, menunjukkan adanya peluang signifikan untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui teknologi. Salah satu organisasi yang berperan penting dalam memfasilitasi ekosistem fintech di Indonesia adalah Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). AFTECH bertindak sebagai wadah bagi lebih dari 250 perusahaan fintech, menyediakan platform kolaboratif, merumuskan kebijakan yang sejalan dengan regulasi, dan menginisiasi berbagai program literasi keuangan. Dalam artikel ini, kita akan meninjau lebih dalam bagaimana AFTECH mendorong inovasi dan menghadapi tantangan dalam inklusi keuangan, serta dampak positif dari peran mereka bagi masyarakat Indonesia.

Peran dan Fungsi Utama AFTECH

Sebagai organisasi yang menaungi industri fintech, AFTECH memiliki tanggung jawab penting dalam memastikan bahwa perkembangan fintech tetap berada dalam jalur yang bertanggung jawab dan sesuai regulasi. Peran utama AFTECH adalah menjadi jembatan penghubung antara perusahaan fintech, regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), serta masyarakat umum. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan stabilitas dalam sistem keuangan digital Indonesia. Salah satu inisiatif penting adalah pembuatan Code of Conduct bagi perusahaan fintech, yang berfokus pada perlindungan data dan transparansi layanan (AFTECH, 2022).

Selain itu, AFTECH juga mendukung anggotanya dalam upaya riset dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan inovasi produk finansial yang inklusif. Misalnya, beberapa anggota AFTECH telah menciptakan layanan pinjaman berbasis peer-to-peer (P2P lending) dan e-wallet yang dapat diakses oleh masyarakat di wilayah terpencil. Dengan memfasilitasi riset dan pengembangan, AFTECH tidak hanya mendorong pertumbuhan bisnis anggotanya tetapi juga membuka akses bagi kelompok yang sebelumnya sulit mengakses layanan keuangan formal (AFTECH, 2022).

Studi Kasus: P2P Lending yang Meningkatkan Inklusi Keuangan

Salah satu contoh nyata dari anggota AFTECH yang telah berhasil meningkatkan inklusi keuangan adalah KoinWorks, sebuah platform P2P lending yang menyalurkan pinjaman kepada ribuan debitur di daerah terpencil. Melalui sistem yang transparan dan mudah diakses, KoinWorks telah membantu masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses ke bank untuk mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. Dalam beberapa tahun terakhir, KoinWorks telah menyalurkan lebih dari IDR 1 triliun pinjaman ke lebih dari 100.000 debitur di seluruh Indonesia. Pengalaman KoinWorks menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, fintech dapat menjembatani kesenjangan dalam akses keuangan, terutama di wilayah yang terpencil dan terisolasi.

Inisiatif Edukasi dan Literasi Keuangan Digital oleh AFTECH

Tingkat literasi keuangan digital di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut survei yang dilakukan OJK (2021), hanya sekitar 38% penduduk dewasa Indonesia yang memiliki pemahaman dasar tentang layanan keuangan. Untuk mengatasi hal ini, AFTECH mengadakan berbagai inisiatif edukasi yang menargetkan masyarakat umum, termasuk kelompok rentan seperti ibu rumah tangga, pedagang kecil, dan pekerja di sektor informal. Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat serta risiko layanan fintech, sehingga masyarakat dapat menggunakannya dengan bijak dan aman (OJK, 2021).

AFTECH juga mengadakan program literasi keuangan digital di institusi pendidikan, termasuk di universitas dan sekolah kejuruan. Program ini bertujuan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. Dengan begitu, mahasiswa dan pelajar dapat lebih siap untuk terjun ke dunia kerja yang semakin digital. Pendekatan ini sangat penting untuk membangun budaya finansial yang lebih inklusif dan menjangkau semua lapisan masyarakat (Bank Indonesia, 2022).

 

Fintech dalam Situasi Krisis: Dampak Selama Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar bagi banyak sektor, termasuk keuangan. Namun, fintech mampu beradaptasi dengan cepat untuk membantu masyarakat dalam situasi krisis ini. Misalnya, platform OVO menawarkan layanan pembayaran digital yang memudahkan masyarakat untuk bertransaksi tanpa kontak fisik. Selain itu, OVO juga meluncurkan program cashback dan diskon bagi pengguna yang melakukan transaksi selama pandemi, sehingga membantu mereka menghemat pengeluaran.

Di sisi lain, platform KoinWorks juga melakukan respons cepat dengan menyediakan pinjaman tanpa bunga untuk UMKM yang terdampak pandemi. Program ini tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga mendorong pemulihan usaha kecil yang sangat penting bagi perekonomian lokal. Contoh-contoh ini menggambarkan bagaimana fintech tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai solusi untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat selama krisis.

Tantangan dan Hambatan AFTECH dalam Mengembangkan Ekosistem Fintech

Meski memiliki peran yang strategis, AFTECH menghadapi sejumlah tantangan dalam upayanya mengembangkan ekosistem fintech yang inklusif. Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya akses terhadap layanan internet di daerah pedesaan dan wilayah terluar Indonesia. Meskipun ada kemajuan dalam perluasan jaringan internet, masih terdapat banyak daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai, sehingga menghambat masyarakat di wilayah tersebut untuk mengakses layanan fintech. Menurut laporan Kominfo (2021), lebih dari 12.000 desa di Indonesia masih belum terjangkau oleh layanan internet cepat [(Kominfo, 2021)].

Selain itu, AFTECH juga harus menghadapi masalah meningkatnya kasus penipuan digital dan penyalahgunaan data pribadi. Banyak pengguna yang tidak sepenuhnya memahami cara menjaga keamanan data mereka saat menggunakan layanan fintech. Menanggapi masalah ini, AFTECH bekerja sama dengan BI dan OJK untuk memperketat regulasi dan memantau praktik keamanan di kalangan anggota fintech. Langkah ini melibatkan pelatihan khusus bagi perusahaan anggota untuk meningkatkan protokol keamanan data dan mitigasi risiko penipuan (AFTECH, 2022).

Tantangan lainnya yang dihadapi AFTECH adalah persepsi negatif masyarakat terhadap fintech, khususnya setelah maraknya kasus pinjaman online ilegal. Kehadiran pinjol ilegal yang tidak terdaftar sering kali merugikan masyarakat dengan suku bunga tinggi dan cara penagihan yang tidak manusiawi. Untuk mengatasi hal ini, AFTECH melakukan kampanye bersama OJK untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara mengenali layanan fintech yang legal dan terdaftar. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan kasus pinjaman online ilegal serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan fintech yang resmi (OJK, 2021).

Inovasi Layanan Fintech yang Berkelanjutan

AFTECH berupaya mendorong anggotanya untuk berinovasi dalam menciptakan solusi yang tidak hanya berfokus pada profit, tetapi juga pada dampak sosial. Contohnya, pengembangan aplikasi yang membantu masyarakat kecil mengakses pinjaman mikro dengan suku bunga yang lebih rendah dan proses yang lebih transparan. Inovasi dalam pembayaran digital, seperti QR code payment, semakin memudahkan transaksi bagi masyarakat, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan

AFTECH aktif menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan fintech. Misalnya, kolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri fintech. AFTECH juga berpartisipasi dalam forum internasional untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam pengembangan fintech.

 

Dampak Positif Keberadaan AFTECH bagi Inklusi Keuangan

Sejak berdirinya, AFTECH telah berhasil menciptakan dampak positif yang signifikan dalam mengembangkan ekosistem fintech dan memperluas inklusi keuangan di Indonesia. Menurut survei Bank Indonesia (2022), lebih dari 70% responden melaporkan peningkatan kemudahan akses keuangan digital, terutama setelah diperkenalkannya berbagai layanan fintech seperti pembayaran digital dan investasi online. Peningkatan akses ini tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga mendorong kegiatan ekonomi di sektor informal dan daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau oleh layanan perbankan tradisional (Bank Indonesia, 2022).

Selain itu, AFTECH juga turut berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi dan finansial. Pertumbuhan industri fintech membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus dalam bidang IT, analisis data, serta manajemen risiko. Hal ini berdampak pada peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi generasi muda yang tertarik bekerja di sektor digital.

Peran AFTECH dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia sangat krusial. Melalui kolaborasi, inovasi, dan edukasi, AFTECH telah berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan fintech yang inklusif. Dengan adanya contoh nyata dari anggota AFTECH yang berhasil meningkatkan inklusi keuangan, serta upaya dalam menangani tantangan yang ada, AFTECH menunjukkan komitmennya untuk menciptakan masa depan keuangan digital yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keberhasilan dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan literasi keuangan akan menjadi langkah penting dalam mencapai inklusi keuangan yang lebih luas dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun