Mohon tunggu...
Nurul Fadillah
Nurul Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca dan saya suka nonton vidio tutorial memasak di youtube

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Determinasi Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak

19 Januari 2025   12:42 Diperbarui: 19 Januari 2025   11:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Determinasi Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak

Perkembangan sosial dan emosional adalah aspek penting dalam kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kanak-kanak. Kedua aspek ini saling berhubungan karena kemampuan seseorang untuk memahami, mengelola emosi, dan menjalin hubungan sosial akan memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan sosial dan emosional pada anak:

1. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak.

Keterlibatan Orang Tua: Anak yang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan emosional dari orang tua cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan sosial yang baik.

Pola Asuh: Pola asuh yang demokratis, di mana orang tua mendukung namun tetap memberikan batasan, membantu anak mengembangkan regulasi emosi dan kemampuan bersosialisasi. Sebaliknya, pola asuh otoriter atau permisif dapat menghambat perkembangan ini.

Hubungan Antar Anggota Keluarga: Hubungan harmonis di dalam keluarga memberikan rasa aman bagi anak, sementara konflik dalam keluarga dapat memicu gangguan emosional.

2. Lingkungan Sosial

Interaksi anak dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat memengaruhi perkembangan sosial-emosionalnya.

Sekolah: Lingkungan sekolah memberikan peluang untuk berinteraksi dengan teman sebaya, belajar bekerja sama, dan memahami aturan sosial. Guru yang mendukung secara emosional dapat membantu anak mengatasi tekanan dan membangun rasa percaya diri.

Teman Sebaya: Hubungan dengan teman sebaya membantu anak belajar berbagi, mengelola konflik, dan membangun empati.

3. Pengalaman Awal Kehidupan

Pengalaman yang dialami anak sejak dini, terutama pada lima tahun pertama, memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan sosial dan emosional.

Stimulasi Positif: Bermain, berinteraksi, dan mendapatkan dukungan emosional dari orang dewasa membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

Trauma atau Kekerasan: Pengalaman negatif seperti kekerasan fisik atau emosional dapat mengganggu perkembangan ini dan menyebabkan masalah perilaku di kemudian hari.

4. Faktor Biologis

Faktor genetik dan kesehatan fisik anak juga berperan dalam perkembangan sosial dan emosional.

Genetik: Beberapa anak mungkin secara alami lebih pemalu atau lebih mudah marah, tergantung pada faktor genetik.

Kesehatan Mental: Gangguan seperti kecemasan atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dapat memengaruhi kemampuan anak dalam mengelola emosi dan bersosialisasi.

5. Budaya dan Nilai Sosial

Budaya tempat anak tumbuh memberikan pengaruh besar pada cara mereka memahami hubungan sosial dan mengelola emosi.

Norma Budaya: Setiap budaya memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan emosi dan membangun hubungan sosial. Anak belajar menyesuaikan diri dengan nilai-nilai ini.

Ekspektasi Sosial: Ekspektasi masyarakat terhadap perilaku anak juga dapat membentuk cara anak menyesuaikan diri dalam hubungan sosial.

6. Media dan Teknologi

Peran media dan teknologi semakin signifikan dalam perkembangan sosial dan emosional anak.

Konten Media: Konten yang mendidik dapat membantu anak belajar tentang empati dan hubungan sosial, sementara konten yang negatif dapat memengaruhi perilaku agresif.

Waktu Layar: Penggunaan gadget secara berlebihan dapat mengurangi waktu interaksi langsung dengan orang lain, yang penting untuk mengembangkan keterampilan sosial.

7. Lingkungan Fisik dan Ekonomi

Kondisi lingkungan tempat tinggal dan status ekonomi keluarga juga memengaruhi perkembangan sosial dan emosional.

Lingkungan yang Aman: Anak yang tinggal di lingkungan yang aman dan nyaman cenderung lebih percaya diri dalam menjalin hubungan sosial.

Kesejahteraan Ekonomi: Keluarga dengan stabilitas ekonomi lebih mungkin menyediakan kebutuhan dasar, pendidikan, dan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

Kesimpulan

Perkembangan sosial dan emosional anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri anak maupun lingkungan sekitarnya. Dukungan dari keluarga, lingkungan sosial, dan institusi seperti sekolah sangat penting untuk memastikan anak tumbuh menjadi individu yang mampu mengelola emosi dengan baik dan memiliki keterampilan sosial yang memadai. Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang tepat, kita dapat membantu anak mengembangkan potensi terbaiknya di bidang sosial dan emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun