Mohon tunggu...
Nurul Devana
Nurul Devana Mohon Tunggu... Mahasiswa - hallo perkenalkan saya mahasiswa

saya suka makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta di Antara Dunia

26 Desember 2024   16:23 Diperbarui: 26 Desember 2024   16:23 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risa menatapku dengan sorot mata yang tajam. "Iya, seperti itu. Ada bagian dari diri aku yang merasa aku tidak benar-benar berada di sini. Kadang, aku merasa seperti ada di tempat yang berbeda, jauh dari apa yang aku kenal."

Pada saat itu, aku merasakan ada ketegangan yang tak terucapkan antara kami. Ada sesuatu dalam tatapan Risa yang membuatku merasa dia tidak sedang berbicara hanya tentang dunia fisik atau ruang dan waktu. Seperti ada kisah yang lebih dalam yang sedang ia simpan.

"Apa yang kamu maksud dengan dua dunia?" tanyaku lagi, kini dengan rasa penasaran yang lebih mendalam.

Risa terdiam lama sebelum akhirnya menjawab, "Zara tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata, Dito. Ini lebih kepada perasaan, sebuah kesadaran yang datang begitu saja. Zara merasa ada dunia di balik dunia ini, yang terkadang menghubungiku dengan orang-orang yang tidak aku kenal, tempat-tempat yang tidak pernah aku kunjungi. Kadang aku merasa aku hidup di antara dua realitas."

Kalimat Risa menggantung di udara. Zara merasa dia sedang menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata. Ada kepedihan yang terkandung di dalamnya. Zara mencoba memahami, namun semakin aku mendengarkan, semakin aku merasa tidak mampu menyentuh inti dari apa yang ia rasakan.

Hari-hari setelah percakapan itu, aku mulai memperhatikan Risa dengan lebih cermat. Ada sesuatu yang berubah dalam diriku. Setiap kali melihatnya, ada perasaan yang sulit dijelaskan. Rasanya, aku ingin lebih mengenalnya, bukan hanya sebagai teman sekelas, tetapi sebagai seseorang yang bisa mengerti sisi lain dari hidupnya. Namun, aku juga merasa ada tembok yang sulit ditembus, seperti ada bagian dari dirinya yang terkunci rapat, dan aku tidak tahu bagaimana cara membukanya.

Suatu malam, saat kami sedang duduk di taman kampus setelah diskusi panjang tentang puisi modern, Risa kembali berbicara tentang "dunia" yang selalu ia rasakan.

"Dito, pernahkah kamu merasa seperti... hidupmu hanya bagian dari sebuah mimpi?" tanyanya, suaranya hampir tak terdengar di antara suara angin yang berbisik. "Zara sering merasa bahwa aku hanya berperan dalam sebuah cerita yang ditulis oleh orang lain, dan aku tidak tahu bagaimana akhirnya."

Zara menatapnya, merasa ada ketegangan yang menggantung di udara malam itu. "Apa yang sebenarnya terjadi, Risa? Zara merasa seperti ada sesuatu yang kamu sembunyikan."

Risa menunduk, menyesap nafas panjang. "Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Tapi... aku merasa ada dua dunia yang terus bersinggungan dalam hidupku. Dunia yang aku jalani sekarang, dan dunia lain yang tidak bisa aku jelaskan. Kadang-kadang, aku bisa merasakannya begitu dekat, dan aku merasa seolah-olah aku lebih hidup di dunia itu daripada di sini."

Zara menggenggam tangannya, mencoba memberi dukungan meski aku tak sepenuhnya mengerti. "Risa, jika kamu merasa bingung, aku akan ada di sini untuk mendengarkan. Mungkin aku tidak bisa memahami semuanya, tapi Zara akan berusaha untuk mendampingimu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun