Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu dua anak, PhD Student at Monash University Australia

Menyimpan jejak petualangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memilih Akomodasi Saat Kuliah di Australia

29 Agustus 2022   04:09 Diperbarui: 29 Agustus 2022   06:11 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah taxi maksi melesat membawa kami dari Bandara Tulamarin menuju sebuah akomodasi yang kami pesan melalui aplikasi AirBnB. Kami menyewa sebuah hotel apartemen untuk dua pekan awal kedatangan kami di Melbourne. 

Ruangan yang kami sewa terdiri dari sebuah kamar, toilet dan kamar mandi, dapur, ruang keluarga dan balkon untuk duduk santai atau kadang saya gunakan untuk menempatkan rak handuk. Semua perlengkapan sudah tersedia. Tempat tidur, sofa, meja makan, perlatan dapur, mesin cuci, mesin pengering bahkan sampai hair drier dan setrika.

Jarak dari tempal tinggal pertama ini ke kampus lumayan jauh menurut saya. Sekitar 7 km, dapat ditempuh dengan bis plus jalan kaki. Total tiga puluh menit kalau gak nyasar. Sebenarnya saya ingin mencari akomodasi yang lebih dekat ke kampus. 

Jauh-jauh hari saya sudah mengincar lokasi yang sangat dekat dan harga sangat terjangkau. Sayangnya, visa belum keluar juga hingga H-5 perkuliahan. 

Maka, saat visa granted di detik-detik akhir, barulah saya memutuskan untuk memesan akomodasi sementara. Karena tanggal awal perkuliahan berbarengan dengan banyak mahasiswa internasional lainnya, akomodasi sekitar kampus sudah penuh. Akomodasi yang saya sewa sudah yang paling dekat dan paling terjangkau harganya.

Tinggal di apartemen tersebut cukup nyaman. Keperluan dasar toilet disediakan. Begitu pula dengan kopi, teh dan sebagainya. Disamping itu, selang sehari petugas kebersihan akan membersihkan kamar. 

Kendati demikian, saya harus mencari akomodasi lain untuk jangka panjang. Biaya hidup satu bulan bisa habis dua minggu untuk membayar akomodasi di tempat itu. 

Belum lagi biaya makan, transportasi dan biaya tak terduga.  Beberapa pertimbangan menjadi dasar bagi saya untuk memutuskan akomodasi mana yang saya pilih. Jenis akomodasi, lokasi, fasilitas, harga, serta ketersediaan.

Jenis Akomodasi

Jenis akomodasi akan sangat bergantung terhadap selera dan kebutuhan. Seorang teman memilih apartemen studio, sebuah ruangan yang dilengkapi dengan dapur dan kamar mandi serta toilet. Pertimbangannya adalah ia hanya tinggal berdua dengan suaminya. 

Tipe akomodasi tersebut sudah cukup bagi mereka. Di samping itu, di apartemennya, urusan persampahan diurus oleh manajemen. Ia tak harus repot-repot mendorong tempat sampah ke jalan saat jadwal pengambilan sampah. Ia tinggal membuang sampahnya ke TPS (tempat pembuangan sementara) di apartemennya.

Saya sendiri merasa kurang cocok dengan tipe apartemen sehubungan memiliki anak kecil. Anak kecil biasanya ingin mengeksplor sekitar, maka paling tidak harus ada halaman untuk tempat bermain. 

Inginnya sih sebuah rumah. Namun, yang paling memungkinkan saat itu adalah unit. Jadilah hingga kini saya tinggal di unit kedua dari tiga rumah yang berjejer. Kanan-kiri tetangga yang belum memiliki anak. 

Tadinya saya menginginkan tipe rumah yang tidak terlalu dekat dengan tetangga sebab khawatir mengganggu mereka. Maklum ada balita. Sesekali dia menangis, khawatir mereka merasa terganggu. 

Alhamdulillah hingga saat ini, keadaan aman tak terkendali. Mungkin karena antar rumah cukup kedap suara juga sehingga suara teriakan tak sampai jelas ke telinga mereka. Atau bisa jadi, para tetangga memang memaklumi anak kecil.

Disamping jenis akomodasi di atas, para pelajar juga bisa memilih student housing yang diperuntukkan khusus bagi pelajara. Lokasinya biasanya dekat dengan kampus, namun khusus untuk pelajar.

Bagi saya yang sudah berkeluarga tentu tidak cocok. Bisa juga memilih akomodasi sharing. Misalnya satu rumah dengan empat kamar disewa beramai-ramai. Jatuhnya jadi lebih murah. Namun demikian, harus siap dengan berbagi area publik seperti toilet, dapur dan living room.

Lokasi

Saya agak galau sebenarnya saat mencari akomodasi antara harus memilih yang dekat ke kampus atau yang dekat ke sekolah si sulung. Kalau saya memilih dekat ke kampus, saya tinggal berjalan lima menit namun anak saya harus dua kali naik bis untuk tiba di sekolahnya. 

Sebaliknya, jika memilih yang dekat dengan sekolah anak, saya harus dua kali naik bis. Dari sisi biaya transportasi,  anak-anak memperoleh keringanan berupa potongan lima puluh persen. Namun demikian, saya tidak harus setiap hari datang ke kampus, sementara anak saya senin hingga jum'at akan berangkat ke sekolah.

Akhirnya, saya memilih lokasi yang dekat dengan sekolah anak. Ia tinggal berjalan sepuluh menit dari rumah. Kekurangannya, kami agak jauh dari teman-teman yang tinggal dekat kampus. Rata-rata mereka tinggal dekat dengan kampus dan dekat dengan SD. 

Sebagian besar mereka, anaknya masih SD. Saya saja mungkin yang kuliah ketuaan, anaknya sudah SMP. Tapia da bonusnya, tempat tinggal kami dekat dengan daycare untuk menitipkan si bungsu kalau saya harus berangkat ke kampus.

Dari sisi lokasi, yang perlu juga dipertimbangkan adalah adanya halte bis terdekat serta jarak ke fasilitas-fasilitas umum seperti tempat belanja dan klinik. Kalau jarak ke tempat belanja, bagi saya tak masalah harus naik bis sekali karena toh belanja biasanya hanya seminggu sekali.

Fasilitas

Sebagian akomodasi ada yang sudah terisi dengan perabotan (fully furnished). Kita tinggal datang membawa koper. Ini mungkin cocok bagi pelajar yang datang sendirian. Saya sendiri agak khawatir, perabotan yang ada malah rusak karena daya eksplor balita yang tinggi. Lemari yang sudah menayatu dengan kamar, kompor plus kitchen set, serta pemanas ruangan sudah cukup bagi saya sebagai kebutuhan dasar. Kebutuhan lainnya saya cari sendiri.

Urusan halaman juga bisa jadi pertimbangan. Halaman luas berumput dengan pepohonan sungguh indah dan cocok untuk anak bermain saat spring atau summer. Namun tentunya membutuhkan energi dan biaya untuk pemeliharaan. 

Garasi atau tempat parkir kendaraan juga perlu dipikirkan jika ingin berniat memiliki kendaraan di sini. Tak semua akomodasi menyediakan tempat parkir kendaraan.

Akibatnya, banyak mobil yang terparkir di tepi gang (Avenue). Memang jarang ada kasus pencurian, namun body mobil harus terkena panas dan hujan bergantian.

Harga dan Ketersediaan

Saat mencari akomodasi biasanya kita memiliki kriteria-kriteria ideal. Akomodasi dekat ke kampus, dekat ke sekolah anak, dekat tempat belanja, jumlah kamar sekian, halaman begini-begitu, dan sebagainya. 

Akan tetapi, pada akhirnya kita akan dihadapkan juga dengan harga dan ketersediaan. Akomodasi dengan kriteria ideal biasanya berimplikasi terhadap harga yang tinggi. Di samping itu, terkadang akomodasi yang kita sewa belum bisa disewa pada saat kita membutuhkannya. 

Sebagai contoh, akomodasi incaran saya baru menyediakan waktu untuk inspeksi dua hari setelah masa tinggal saya di akomodasi pertama habis. Duh, masa harus dua hari terlunta-lunta.

Pada akhirnya, mencari akomodasi itu seperti mencari jodoh. Tak ada yang serratus persen ideal sesuai dengan kriteria kita. Tugas kita kemudian, mendandani dan menikmati tempat tinggal dengan penuh sukacita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun