Di tanah air, kita bisa menyewa asisten rumah tangga dengan harga terjangkau. Tugasnya bisa macam-macam, dari bersih-bersih rumah, cuci piring, cuci baju, setrika, hingga memasak.Â
Di sini rasanya saya belum pernah melihat profesi itu. Paling banter cleaner yang tugasnya adalah bersih-bersih rumah dengan bayaran per jam 20-30 AUD.Â
Maka, bagi yang berniat kuliah di Australia dengan membawa keluarga, perlu berlatih untuk mengelola rumah tanpa asisten. Kita harus siap berlelah-lelah belajar plus mengurusi rumah yang tak ada selesainya.
7. Susah Jajan
Di tanah air dulu, kalau tak sempat masak saya biasanya pergi ke warung nasi untuk membeli lauk pauk. Menyetop tukang sate yang lewat atau pergi ke luar untuk malam tidak sulit dilakukan.
Selain itu, aneka makanan bisa tiba di rumah dalam beberapa menit melalui aplikasi pemesanan online.Â
Di sini, saat membeli makanan harus selektif mengecek kehalalannya. Selain itu, harga makanan jadi cukup tinggi, rata-rata 15-30 AUD per porsi. Harga segitu sudah lebih dari cukup untuk membeli bahan makanan dan dimasak sendiri untuk satu keluarga.Â
Platform online juga cukup banyak sebenarnya, namun ya itu tadi harus selektif mengecek kehalalan dan harganya aduhai. Bisa bangkrut kalau jajan tiap hari.
8. Serba Denda
Saya terpesona dengan keteraturan yang ada di sini. Jalanan bersih, rumah-rumah dan pekarangan tertata dengan apik. Ternyata, salah satu rahasia di balik itu adalah denda.Â
Suami saya pernah kena denda sekitar 100 AUD gegara dia tidak tahu kalau parkir di daerah tersebut harus bayar. Habisnya tak ada petugas parkir sih.Â
Di banyak tempat seperti pusat perbelanjaan, parkir biasanya gratis. Nah ini, tahu-tahu ada surat ke rumah menagih biaya denda. Sekitar satu juta rupiah melayang karena ketidaktahuan.Â
Usut punya usut ternyata ada aplikasi untuk pemesanan dan pembayaran parkir di tempat tertentu. Oalah, harus sigap lihat kanan kiri, baca rambu-rambu kalau pergi ke luar.