Mohon tunggu...
nurul
nurul Mohon Tunggu... -

bagiku ketika terbangun di pagi hari, berpikir untuk hak-hak istimewa yang didapatkan dengan hidup, bernapas, berpikir, menikmati, dan mencintai..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengertian Pendidikan dan Hakikatnya

7 Juni 2016   13:14 Diperbarui: 7 Juni 2016   13:22 6145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abu Uwais berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami ‘Abbas berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga “ (H.R. Bukhori )

Asbabul Wurud Hadits

Mengenai latar belakang hadist ini adalah menurut Imam Ahmad dan al-Thabari yang bersumber dari hadits Abu Umamah: “Selesai melakukan Hajji Wada’ Nabi bersabda: “Ambilah ilmu sebelum ia ditarik dan diangkat!” lalu seorang Arab Baduy bertanya: “Bagaimana ilmu itu diangkat?” lalu Rasul Bersabda: “Ketahuilah bahwa hilangnya ilmu itu dalam tiga periode”, dalam riwayat lain Abu Ummah meriwayatkan bahwa orang Arab itu bertanya “Bagaimana mungkin ilmu itu diangkat, sedangkan di tengah-tengah kami ada mushaf al-Quran, kami mempelajarinya serta kami mengetahuinya , serta kami ajarkan kepada anak-anak dan istri kami, demikian pula kepada pelayan kami.” Rasulullah mengangkat kepalanya, dan beliau hampiri kepada orang itu, karena marahnya. Rasulullah lau bersabda: “Inilah Yahudi dan Nasrani di kalangan mereka tidak mempelajarinya, tatkala para Nabi datang kepada mereka. Ibn Hajar berkata: “Hadits Masyhur sekali dari riwayat Hisyam. Dan dalam riwayat lain bunyinya: …”sehingga tak ada lagi hidup seorang alim pun.”

Analisis atau Keterangan Hadits

           Hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mencabut ilmu dalam mutlak bukan menghapusnya dari hati para penghafalnya, akan tetapi sumber ilmu itu telah diangkat oleh Allah dari bumi, sehingga tidak ada lagi yang mampu menjelasakan ilmu dengan sebenar-benarnya. Akibatnya, mereka yang tidak lagi merujuk apapun dengan dasar keilmuan, sampai pada ketidaktahuan mereka dengan memilih pemimpin yang sama tidak berilmunya. Hadist ini kemudia menjelaskan akibat yang sangat fatal bila seorang guru sebagai sumber ilmu yang otentik wafat, yaitu manusia ditinggalkan dalam keadaan sesat dan menyesatkan. Yaitu pemimpin bodoh menjawab pertanyaan tanpa didsari oleh ilmu.

Hadis ini menegaskan bagaimana pentingnya peran seorang penyebar ilmu, gur yang benar sumber ilmunya. Karenanya ada hadits lain mengatakan “Siapa yang belajar tanpa seorang syekh, maka syeikhnyadalah syetan.” Makanyatalah kesesatan dalam segala yang diucapkannya. Imam Syafi’ menegasakan “Barang siapa yang mepelajari ilmu dari hanya isi kitab saja, maka ia telah mempersempit hukum” bagaimana tidak hukum itu akan tegak dengan adanya hakim, maka ilmu kan tegak denga adanya guru.

Sangat jelas sekali posisi dan kemulian guru di dunia, kemulian ini seharusnya disadari oleh seluruh umat Islam bahwa guru membawa peran penting dalam memperbaiki kehidupan sebuah bangsa, akibat dari menelantarkan guru dan meninggalkan guru adalah kehancuran sebuah bangsa karena mereka berkata dan bekerja tanpa ilmu dan hanya mampu memberikan jalan yang sesat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

           Berdaasrkan pembahasan diatas, maka makalah dapat disimpulkan sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun