Mohon tunggu...
Nurul Azzahra
Nurul Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketertarikan Perpustakaan terhadap Minat Berkunjung Siswa di Sekolah

28 Juni 2023   23:25 Diperbarui: 28 Juni 2023   23:31 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Literasi adalah kemampuan untuk mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu melalui membaca, menulis, mendengar atau berbicara. Dari sudut pandang lain, literasi adalah membaca, menulis, dan berpikir yang berfokus pada penguatan kemampuan memahami informasi secara kritis, kreatif, dan inovatif. Literasi tidak hanya melibatkan membaca dan menulis, tetapi juga berpikir kritis menggunakan sumber informasi cetak, visual dan digital.

Membaca berarti memahami teks tertulis. Artinya membaca adalah suatu kegiatan dimana seseorang memperhatikan kosa kata, isi atau struktur kalimat yang dituliskan untuk mengenali makna informasi yang terkandung dalam teks yang dibaca. Membaca sering disebut sebagai jendela dunia dan karena itu merupakan salah satu sumber informasi terpenting. Perpustakaan merupakan sarana belajar yang sangat penting. Pemanfaatan perpustakaan sangat penting untuk dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Perpustakaan berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Akademik No. 13 Tahun 2017 adalah lembaga yang mengelola koleksi karya tulis, cetak, dan rekaman secara profesional, dengan menggunakan sistem standar untuk kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan hiburan pengguna. Dari sini dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan tempat perluasan ilmu pengetahuan dan tempat pelayanan dalam bidang pelayanan literasi, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Perpustakaan juga merupakan tempat yang dapat digunakan oleh setiap pengguna sebagai sumber informasi untuk pelaksanaan tugasnya dengan benar.

Perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan lembaga yang mengelola bahan bacaan, baik buku maupun non buku (non book), dengan tersusun secara terstruktur sehingga dapat diakses oleh semua orang. Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang dapat menumbuhkan kegemaran terhadap ilmu pengetahuan dan memiliki fasilitas yang lengkap.  Perpustakaan yang lengkap dapat mendorong siswa untuk rajin membaca. Karena perpustakaan tanpa peralatan yang baik menyebabkan kurangnya pengunjung perpustakaan. Perpustakaan bukan hanya sebuah institusi. Perpustakaan juga berperan penting dalam dunia pendidikan.

Layanan perpustakaan adalah layanan yang dilaksanakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan yang mengoptimalkan layanan bagi pengguna. Standar layanan perpustakaan mengatur sistem layanan dan jenis layanan yang digunakan di semua jenis perpustakaan. Layanan perpustakaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang menawarkan yang terbaik kepada pengunjung agar dapat menggunakan bahan pustaka dengan baik. Penyebab penurunan jumlah pengunjung perpustakaan adalah pelayanan yang buruk. Itu sebabnya sebagian besar pengunjung menggunakan Google untuk mencari informasi yang mereka butuhkan dan membaca e-book. 

Layanan yang buruk dapat berdampak negatif pada pelanggan perpustakaan. Pelayanan perpustakaan ternyata menjadi sangat penting ketika perpustakaan mampu memberikan penjelasan yang diperlukan berupa bahan pustaka dan menyampaikan informasi secara cepat, akurat dan memuaskan.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat menuntut setiap siswa untuk memiliki keterampilan literasi yang lebih baik sehingga siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk berpartisipasi dan tetap mengikuti perkembangan. 

Kemampuan membaca dan menulis mempunyai peranan tersendiri dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan, karena setiap perolehan ilmu dan informasi selalu dikaitkan dengan membaca. Hasil survei yang dilakukan oleh IEA (International Educational Achievement) pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak Indonesia menempati peringkat ke-29 dari 31 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Oleh karena itu, tidak heran jika indeks kualitas sumber daya manusia Indonesia masih berada di bawah negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Singapura, atau Thailand.

Minat adalah kecenderungan dan kesenangan dalam suatu kegiatan. Ketika seseorang tertarik pada suatu kegiatan, dia memperhatikannya dan dengan sukarela berpartisipasi. Minat membaca merupakan suatu daya yang mendorong anak untuk tertarik, memperhatikan dan menyenangi membaca, sehingga dengan sendirinya mau ikut membaca dan membangkitkan minat membaca, tanpa dipaksa oleh orang lain untuk menjadi siswa yang berminat membaca, mendapatkan informasi atau informasi baru dari bahan bacaan. Faktor-faktor yang meningkatkan minat baca seperti rasa haus yang mendalam akan ilmu pengetahuan, buku-buku yang menarik dan berkualitas, serta lingkungan sekolah dan keluarga. 

Saat ini, orang Indonesia tidak memiliki minat membaca, tetapi mereka cenderung mendengarkan berita ketika ada alasan untuk itu. Pada Maret 2016, The Most Littered Nation In The World menerbitkan indeks literasi internasional dan Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Dan pemahaman membaca masyarakat Indonesia hanya 30%.

Efek negatif dari perkembangan teknologi gawai saat ini mungkin membuat siswa lebih tertarik bermain game online di gawai daripada membaca buku. Hal ini dapat menurunkan minat baca siswa. Minimnya budaya literasi pada masyarakat Indonesia dapat mempengaruhi kualitas negara dan membuat negara tertinggal dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk mengatasi ketertinggalan tersebut, masyarakat Indonesia harus membiasakan diri membaca buku mulai dari sekarang. Hal ini dapat diakses secara bertahap mulai dari dunia pendidikan khususnya bagi anak sekolah dasar dimana usia mereka merupakan masa emas untuk membiasakan anak membaca.

Jika masyarakat tertarik untuk berkunjung, maka mereka tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan tersebut untuk memperluas pengetahuannya. Kurangnya minat pemustaka terhadap perpustakaan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perolehan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan yang ada, keterbatasan tempat, dan kurangnya layanan perpustakaan. Banyak perpustakaan yang tidak dikelola dengan baik. Suatu perpustakaan dapat dikatakan baik apabila perpustakaan itu sendiri dilengkapi dengan layanan penunjang, tersedianya berbagai format bacaan untuk menambah informasi pengunjung, dan tersedianya fasilitas khusus.

Di era informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global. Oleh karena itu, semua lembaga, termasuk perpustakaan, berupaya mengintegrasikan TIK ke dalam pengembangan sumber daya dan memperkuat sumber daya manusia berbasis pengetahuan agar berdaya saing. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kemudian melahirkan perpustakaan komputer. Ada otomasi perpustakaan, ada juga perpustakaan digital. 

Otomasi perpustakaan sering disamakan dengan perpustakaan digital. Namun, ini adalah hal yang berbeda. Banyak perpustakaan ingin mengintegrasikan perpustakaan digital ke dalam pengelolaannya. Namun, tidak semudah yang dibayangkan. Diyakini bahwa keterbatasan dana dan sumber daya manusia menjadi faktor impotensi yang dominan dalam implementasi perpustakaan digital.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kehadiran perpustakaan adalah karena adanya sistem perpustakaan digital yang dapat diakses oleh pembaca. Selain itu, pengelola informasi atau pustakawan menyambut baik munculnya perpustakaan digital di Indonesia. Sebagai perbandingan, perpustakaan digital lebih layak secara finansial daripada perpustakaan tradisional. Koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan materi cetak di tingkat lokal, penggunaannya meningkatkan ketersediaan elektronik, dan nilai jangka panjang koleksi digital mengurangi biaya yang terkait dengan pemeliharaan dan distribusinya.

Dapat dilihat bahwa masalah terbesar negara kita, khususnya bidang pendidikan, di era globalisasi ini adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca. Budaya literasi khususnya membaca dan menulis memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena membaca dan menulis menghasilkan pengetahuan yang benar. Semua negara maju juga memiliki budaya literasi yang tinggi, tidak hanya di lingkungan pendidikan. Berdasarkan fakta tersebut, perpustakaan diharapkan dapat menjadi basis untuk mengembangkan minat baca dan kebiasaan membaca. Perpustakaan memiliki tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan dan mengembangkan minat baca dan pemahaman bacaan. Hal ini dilatarbelakangi oleh peran dan misi perpustakaan sebagai pusat pengembangan minat baca. 

Namun sejauh ini fakta di lapangan menunjukkan bahwa budaya literasi masyarakat masih rendah. Menurut beberapa temuan penelitian, minat membaca masih menjadi perhatian, Hal ini sangat bertolak belakang dengan penggunaan internet dan media sosial yang justru cenderung meningkat. Tidak dapat disangkal bahwa kebiasaan membaca dapat membuat kita berpikir kritis. Sayangnya, cara berpikir seperti ini masih belum baik, karena literasi masih sangat rendah. Rendahnya minat membaca menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, sulit untuk memproses berbagai informasi dan mengetahui informasi mana yang benar dan mana yang tidak.

Di bidang pendidikan formal, strategi peningkatan minat baca di sekolah dan perguruan tinggi dengan mengintegrasikan kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan minat baca seluruh warga negara belum berhasil. Pada saat yang sama, semua universitas memiliki perpustakaan yang memadai, banyak di antaranya terakreditasi secara luar biasa. Di perpustakaan, siswa dapat belajar secara mandiri dan memanfaatkan waktu luangnya, karena tersedia berbagai sumber bahan dan sumber informasi lainnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memaksimalkan penggunaan perpustakaan.

Membaca harus dimulai di rumah sejak usia dini, dari SD hingga SMP dan SMA hingga perguruan tinggi. Tanpa kebiasaan membaca, sangat sulit untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya tertuang dalam buku. Kebiasaan membaca dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Dengan banyak membaca akan mendapatkan banyak ilmu dan dapat menjadi orang-orang berkualitas yang dapat melakukan pembangunan untuk kesejahteraan semua bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun