Esensi atau substansi mengacu pada sesuatu yang umum, abstrak, statis, sehingga dapat menfikan sesuatu yang konkret, individual, dan dinamis. Sebaliknya, eksistensi kustru mengacu pada hal yang konkret, individual, dan dinamis.
Contohnya seperti penanaman budi pekerti yang baik kepada peserta didik. Karena hal itu akan tertanam dalam jiwa peserta didik begitupun akan teralisasikan dalam kehidupan masyarakat, sehingga kebudayaan dalam masyarakat menjadi budaya yang baik dan berbudi luhur.
Baca juga : Esensialisme, Kembali kepada Kebudayaan Lama
B. Kurikulum, Kelebihan, dan Kelemahan Aliran Esensialisme
Kurikulum aliran ini yakni mengenai :
Kurikulum dasar, mendekatkanpada keterampilan yang mana mengajarkan pengenalan huruf.
Kurikulum menengah, terdiri dari pelajaran sejarah, matematika, sains, sastra, da bahasa.
Disiplin tinggi yang merupakan pelajaran yang disesuaikan keadaan sekolahnya.
Esensialisme menegakkan pewarisan budaya dan keterampilan pada peserta didik supaya menjadi yang berguna.
Kelebihan aliran esensialisme :
Suatu ide/ gagasan manusia diuji sumber dari Tuhan.
Memberikan dasar pendidikan yang flekbilitas, maksudnya memberikan keterbukaan terhadap perubahan dan toleran tidak terikat dengan doktrin tertentu.
Pendidikan berpijak pada yang mempunyai nilai kestabilan.
Aliran ini berpendapat bahwa perubahan adalah keadaan yang tidak dapat dirubah dalam keadaan sosial.
Peran guru sebagai model yang baik untuk di gugu dan ditiru.