Mohon tunggu...
Nurul Arifah
Nurul Arifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya yaitu, Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Determinasi Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak

17 Januari 2025   16:53 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*  Determinasi Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak

* Perkembangan sosial emosional merupakan aspek penting dalam tumbuh kembang anak yang mencakup kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengungkapkan emosi serta kemampuan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak sangat kompleks dan saling berhubungan, melibatkan faktor internal (biologis dan psikologis) maupun eksternal (lingkungan sosial dan keluarga). Artikel ini akan membahas beberapa determinan utama yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak, di antaranya faktor genetik, lingkungan keluarga, pengalaman awal dalam interaksi sosial, serta pengaruh budaya dan pendidikan.

1. Faktor Genetik dan Biologis

Faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak adalah faktor genetik dan biologis. Setiap anak lahir dengan temperamen yang berbeda-beda, yang dapat memengaruhi cara mereka merespons dunia sekitar. Beberapa anak mungkin lebih cenderung untuk menjadi pendiam dan sensitif, sementara yang lain mungkin lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru.

Penelitian menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara faktor genetik dan kemampuan anak dalam mengelola emosi, serta kemampuan mereka dalam membentuk hubungan sosial. Misalnya, anak-anak dengan temperamen yang lebih mudah terstimulasi atau cemas mungkin memerlukan pendekatan yang lebih intensif dalam pembelajaran sosial dan emosional dibandingkan dengan anak-anak yang lebih santai dan terbuka. Selain itu, faktor hormon dan neurotransmitter, seperti serotonin, juga berperan dalam mengatur mood dan emosi anak.

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk belajar tentang emosi, hubungan interpersonal, dan keterampilan sosial. Interaksi antara orangtua dan anak yang penuh kasih sayang, perhatian, dan responsifitas dapat mendukung perkembangan emosi yang sehat.

Orangtua yang mendukung, memahami, dan memberikan perhatian pada kebutuhan emosional anak cenderung menghasilkan anak yang lebih mampu mengelola emosi mereka dan berinteraksi secara positif dengan orang lain. Sebaliknya, pola pengasuhan yang kurang responsif atau penuh konflik dapat memengaruhi perkembangan emosional anak secara negatif. Misalnya, pengasuhan yang terlalu otoriter atau terlalu permisif dapat menyebabkan ketidakmampuan anak untuk memahami batasan sosial atau mengelola frustrasi mereka.

Keterikatan emosional yang kuat dengan orangtua atau pengasuh utama (attachment) juga berperan penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Penelitian yang dilakukan oleh John Bowlby menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki keterikatan yang aman dengan orangtua cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan lebih mudah dalam membentuk hubungan sosial yang sehat di masa depan.

3. Pengalaman Sosial dan Interaksi dengan Teman Sebaya

Pengalaman sosial yang dialami anak dengan teman sebaya sejak usia dini memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan sosial emosionalnya. Ketika anak berinteraksi dengan teman-temannya, mereka belajar bagaimana mengelola konflik, berbagi, bergiliran, bekerja sama, dan mengatasi perasaan kesal atau frustrasi. Selama interaksi sosial ini, anak-anak belajar mengembangkan keterampilan sosial seperti empati, komunikasi non-verbal, dan keterampilan pemecahan masalah.

Dalam konteks ini, peran teman sebaya sangat besar. Teman sebaya yang mendukung dan memberi perhatian dapat membantu anak untuk lebih percaya diri dalam berbagi perasaan dan membangun keterampilan sosial. Sebaliknya, pengalaman buruk seperti perundungan atau isolasi sosial dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan emosional dan sosial anak, bahkan dapat berdampak pada kesehatan mental mereka di kemudian hari.

4. Faktor Budaya dan Lingkungan Sosial

Budaya merupakan faktor eksternal lain yang sangat mempengaruhi cara anak memahami dan mengungkapkan emosi mereka. Dalam beberapa budaya, ekspresi emosi seperti marah atau sedih mungkin lebih diterima, sementara dalam budaya lain, ekspresi tersebut mungkin dianggap tidak sopan atau harus dibatasi. Hal ini dapat mempengaruhi cara anak-anak belajar untuk mengelola dan mengungkapkan perasaan mereka.

Misalnya, dalam budaya kolektivistik yang menekankan pentingnya keharmonisan kelompok dan kepentingan bersama, anak-anak cenderung belajar untuk menekan ekspresi emosi yang dapat merusak hubungan sosial, sementara dalam budaya individualistik, kebebasan berekspresi lebih didorong. Oleh karena itu, konteks budaya memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan keterampilan sosial anak, terutama dalam hal komunikasi dan pemahaman terhadap perasaan orang lain.

Lingkungan sosial yang lebih luas juga mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Akses ke layanan sosial, peran masyarakat, dan tingkat keamanan dalam lingkungan tempat tinggal dapat memengaruhi seberapa baik anak dapat berkembang secara emosional dan sosial. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang aman dan mendukung cenderung memiliki perkembangan emosional yang lebih positif dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh dengan stres atau kekerasan.

5. Pendidikan dan Pengaruh Sekolah

Sekolah adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang memiliki peranan penting dalam membentuk perkembangan sosial emosional anak. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai tempat di mana anak-anak belajar berinteraksi dengan orang lain, mengelola perasaan mereka, serta memahami norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Guru dan pendidik memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan sosial anak. Sebagai figur otoritas yang memiliki kedekatan emosional dengan siswa, guru dapat memberikan contoh dalam hal pengelolaan emosi dan perilaku sosial yang positif. Selain itu, program pembelajaran yang menekankan pengembangan kecerdasan emosional, seperti pelatihan untuk mengenali dan mengelola emosi, sangat penting dalam mempersiapkan anak untuk berinteraksi dengan dunia luar secara efektif.

6. Teknologi dan Media Sosial

Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh teknologi dan media sosial juga mulai diakui sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Sementara media sosial dapat memberi anak-anak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka secara virtual, penggunaan yang berlebihan atau tidak sehat dapat berisiko menyebabkan masalah dalam pengelolaan emosi. Anak-anak yang terlalu sering menggunakan perangkat elektronik dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial secara langsung, seperti komunikasi tatap muka atau kemampuan membaca isyarat non-verbal.

Selain itu, perbandingan sosial yang sering terjadi di media sosial dapat menyebabkan perasaan cemas atau rendah diri pada anak-anak, yang berdampak negatif pada perkembangan emosional mereka.

* Kesimpulan

Perkembangan sosial emosional anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor genetik dan biologis memberikan dasar bagi temperamen anak, sementara lingkungan keluarga dan pengalaman sosial memainkan peranan besar dalam membentuk keterampilan sosial dan pengelolaan emosi mereka. Selain itu, budaya, pendidikan, serta pengaruh teknologi dan media sosial turut memberikan kontribusi dalam membentuk perkembangan sosial emosional anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua, pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial emosional anak agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang seimbang, mampu mengelola emosi, dan berinteraksi dengan baik dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun