Mohon tunggu...
Nurul Arifah
Nurul Arifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya yaitu, Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Manusia Terjadi dalam 8 Tahap

28 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:10 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori psikososial Erik Erikson merupakan salah satu teori perkembangan yang paling berpengaruh dalam psikologi. Erikson mengembangkan pandangannya berdasarkan pengamatan terhadap interaksi sosial dan dampaknya terhadap perkembangan individu sepanjang hayat. Teori ini terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mencakup dari bayi hingga usia lanjut. Setiap tahap ditandai oleh konflik psikososial yang harus dihadapi dan dipecahkan individu untuk mencapai perkembangan yang sehat.

Tahap-tahap Perkembangan

1. Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun): Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai orang tua dan lingkungan di sekitarnya. Keberhasilan dalam tahap ini menciptakan rasa kepercayaan, sedangkan kegagalan dapat menghasilkan ketidakpercayaan yang mendalam.

2. Otonomi vs. Malu dan Keraguan (1-3 tahun): Anak kecil mulai mengeksplorasi lingkungan dan belajar mandiri. Jika diberikan kebebasan dan dorongan, mereka akan berkembang menjadi individu yang otonom. Namun, terlalu banyak kontrol atau kritik dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan diri.

3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun): Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan inisiatif dan berani mengambil tindakan. Jika orang tua mendukung eksplorasi ini, anak akan merasa percaya diri. Sebaliknya, jika tindakan mereka selalu dicemooh, mereka mungkin merasa bersalah.

4. Kerja Keras vs. Rasa Inferior (6-12 tahun): Anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Keberhasilan dalam berprestasi dapat membangun rasa percaya diri. Namun, jika mereka mengalami kegagalan berulang, mereka mungkin merasa inferior.

5. Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun): Remaja berusaha menemukan identitas diri mereka. Mereka mengeksplorasi berbagai peran dan nilai. Keberhasilan menghasilkan identitas yang kuat, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan kebingungan mengenai siapa diri mereka.

6. Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun): Di tahap ini, individu mencari hubungan yang intim dan bermakna. Mereka yang berhasil membangun hubungan yang sehat akan merasakan intimasi. Sebaliknya, ketidakmampuan untuk berhubungan dapat menyebabkan isolasi.

7. Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun): Di usia dewasa, fokus beralih pada kontribusi kepada masyarakat dan generasi berikutnya. Individu yang merasa produktif dan memberikan dampak positif akan merasakan generativitas, sedangkan mereka yang merasa tidak berkontribusi akan mengalami stagnasi.

8. Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas): Pada tahap akhir kehidupan, individu merefleksikan hidup mereka. Jika mereka merasa puas dan menerima pengalaman hidup, mereka akan mencapai integritas. Namun, penyesalan atau ketidakpuasan dapat menyebabkan keputusasaan.

Konsep Kunci

Teori Erikson sangat menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan individu. Setiap tahap perkembangan terkait dengan tantangan yang bersifat psikososial dan memiliki dampak jangka panjang. Erikson juga percaya bahwa perkembangan tidak berhenti pada usia tertentu; individu dapat menghadapi kembali konflik di tahap sebelumnya di sepanjang hidup mereka.

Aplikasi Teori

Teori ini memiliki aplikasi luas dalam pendidikan, psikoterapi, dan konseling. Dengan memahami tahap perkembangan yang dilalui individu, profesional dapat memberikan dukungan yang lebih baik dalam mengatasi masalah atau tantangan yang dihadapi. Misalnya, pemahaman tentang pentingnya dukungan orang tua pada tahap awal dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang positif bagi anak.

Kesimpulan

Teori psikososial Erik Erikson menawarkan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami perkembangan manusia. Dengan membagi kehidupan menjadi delapan tahap yang saling terkait, Erikson menekankan bahwa pengalaman dan interaksi sosial sangat mempengaruhi pertumbuhan individu. Melalui pemecahan konflik di setiap tahap, individu dapat berkembang menjadi pribadi yang sehat dan seimbang. Teori ini tetap relevan dan digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan kesehatan mental, karena memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana individu berkembang sepanjang hayat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun