Mohon tunggu...
Nurul Aqsha Fajriyani
Nurul Aqsha Fajriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Pembangunan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Angkatan 2021

Seorang mahasiswi Pembangunan Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman sejak 2021. Suka dan tertarik akan isu-isu yang berbau sosial-politik yang sedang hangat diperbincangkan. Disisi lain, juga tertarik dan up to date akan perkembangan dunia bulutangksis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tragedi Stadion Kanjuruhan: Kronologi, Penyebab, dan Korban

6 Desember 2022   23:43 Diperbarui: 7 Desember 2022   00:58 2300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sepakbola tidak sebanding dengan nyawa”. Mungkin kalimat inilah yang bisa menggambarkan dan mengungkapkan duka yang amat mendalam untuk seluruh supporter sepakbola yang menjadi korban kerusuhan dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Masih jelas teringat dinaluri kita semua, akan tragedi 1 Oktober lalu, yang mana merupakan tragedi yang sangat memilukan dan mengenaskan dipersepakbolaan Indonesia, bahkan dunia. Bagaimana tidak, kericuhan ini harus menanggalkan 135 nyawa, mulai dari anak kecil, hingga orang dewasa pun turut menjadi korban. Jumlah korban ini pun menjadi yang terbesar kedua dalam sejarah sepakbola dunia, setelah tragedi di Lima, Peru, pada tahun 1964, yang mana saat itu 328 lebih supporter meninggal dunia (detikSepakbola).

Tragedi ini bermula sesaat setelah peluit akhir dari wasit dibunyikan, penanda berakhirnya pertandingan antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 untuk kemenangan tim Persebaya Surabaya. Hasil skor ini pun menimbulkan reaksi dari supporter Arema Fc, atau biasa disebut dengan Aremania. Menurut Kepala Divisi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Andi Muhammad Rezaldy, dua Aremania yang pertama turun ke lapangan, hanya bertujuan memberikan dukungan moril kepada para pemain Arema FC dan tidak berniat melakukan tindak kekerasan dan penyerangan kepada pemain.

Dan disisi lain, reaksi dari aparat kepolisian menilai berbeda dari tindakan supporter tersebut, hingga pada akhirnya kepolisian bersikap represif dengan menindak para supporter yang turun dengan memaksa dan memukul mundur, hingga melakukan kekerasan. Hal inilah yang memancing para supporter lain ikut masuk ke dalam lapangan. Kericuhan ini pun memuncak saat kepolisian menembakkan gas air mata ke berbagai penjuru stadion, bahkan sampai ke tribun. Supporter lalu berlarian tunggang langgang mencari pertolongan dan berusaha keluar.

Namun naasnya lagi, supporter yang berusaha keluar terkendala pada pintu 3, 10, 11, 12, 13, dan 14 yang terbuka hanya kurang lebih 1,5 meter, ditambah para penjaga pintu yang saat itu tidak berada ditempat. Terjadilah penumpukan supporter di pintu-pintu keluar tersebut. Saling berdesak-desakan, saling ingin segera keluar. Dan akhirnya yang terjadi, banyak korban yang berjatuhan. Mengalami patah tulang, afiksia, trauma di kepala dan leher, dan banyak yang akhirnya kehilangan nyawa.

  • Kronologi Tragedi Stadion Kanjuruan Malang

Berikut kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan, mulai dari penetapan jadwal pertandingan hingga dihari pertandingan.

Kronologi 12 September, dimana Panpel Arema FC mengirimkan surat rekomendasi pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya/olah pribadi
Kronologi 12 September, dimana Panpel Arema FC mengirimkan surat rekomendasi pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya/olah pribadi

Kronologi di hari pertandingan, 1 Oktober/olah pribadi
Kronologi di hari pertandingan, 1 Oktober/olah pribadi
  • Analisis Pohon Konflik Serta Pihak Pihak yang Terlibat

Analisis pohon konflik tragedi Stadion Kanjuruhan/olah pribadi
Analisis pohon konflik tragedi Stadion Kanjuruhan/olah pribadi

Setelah kita analisis lebih dalam dengan menggunkan pohon konflik, kita dapat menemui bahwasanya batang ataupun inti dari konflik di Stadion Kanjuruhan ini ialah kerusuhan. Yang mana kerusuhan ini terjadi antara beberapa pihak yaitu aparat dan juga supporter aremania.

Dapat kita temui bahwa akar masalah ataupun penyebab dari kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan pada saat itu ialah cekcok yang sempat terjadi antara pihak polres dengan PT liga dalam pengubahan jadwal kick off. Selain itu adanya provokasi oleh beberapa oknum supporter juga menjadi penyebab kerusuhan yang mana membuat supporter lain bertindak anarkis dengan turun ke lapangan dan juga merusak fasilits stadion. Kerusuhan pun tak terelakkan, aparat keamanan melakukan tindakan represif dan juga melakukan beberapa kelalaian yang fatal, seperti halnya keputusan untuk menertibkan kerumunan dengan cara menembakkan gas air mata yang bukannya menertibkan justru membuat keadaan semakin parah.

Pada bagian daun di pohon konflik yang kami buat, kami menemukan beberapa dampak yang mana pada konflik kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan terdapat beberapa dampak yang terjadi yaitu terdapatnya korban luka dan cedera bahkan meninggal dunia. Kerugian yang sangat besarpun tak dapat terelakkan, karena banyaknya fasilitas stadion yang rusak, dan semua kerugian itu ditanggung oleh panitia penyelenggara selaku pihak yang paling bertangggung jawab dalam penyelenggaraan pertandingan ini. Selain itu juga liga 1 yang kemarin sempat berjalan diberhentikan hingga waktu yang belum ditentukan. Sepak bola di Indonesia pun sempat terancam dibekukan oleh FIFA.

Ditulis oleh: Kelompok 15, Pembangunan Sosial (A) 2021

1. Nurul Aqsha Fajriyani

2. Onyhanda Fatma Sariasih

3. Yuliani Manurung 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun