Mohon tunggu...
Nurul Amandaputri
Nurul Amandaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Membaca novels dan buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

18 Januari 2025   21:36 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:36 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg*

Lawrence Kohlberg, seorang psikolog Amerika, mengembangkan teori perkembangan moral yang berfokus pada bagaimana individu membuat keputusan tentang benar dan salah. Teori ini merupakan pengembangan dari gagasan Jean Piaget tentang perkembangan moral anak. Kohlberg mengemukakan bahwa perkembangan moral berlangsung dalam tiga tingkat utama yang terbagi menjadi enam tahap. Teori ini menunjukkan bahwa moralitas tidak hanya berkaitan dengan perilaku, tetapi juga dengan proses berpikir yang mendasarinya.

*Tiga Tingkat Perkembangan Moral*

1. Tingkat Pra-konvensional

Pada tingkat ini, anak-anak biasanya membuat keputusan moral berdasarkan konsekuensi langsung dari tindakan mereka, seperti hukuman atau hadiah. Tingkat ini mencerminkan pandangan moral yang egosentris.

-Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Individu menentukan apa yang benar atau salah berdasarkan apakah tindakan tersebut akan dihukum. Moralitas didasarkan pada ketakutan terhadap hukuman.

Contoh: Seorang anak tidak mencuri karena takut dimarahi atau dihukum.

-Tahap 2: Orientasi Hedonisme Instrumental

Moralitas didasarkan pada keuntungan pribadi. Keputusan dibuat berdasarkan apa yang dapat memberikan manfaat atau kepuasan pribadi, meskipun mungkin ada unsur kompromi.

Contoh: Anak membantu temannya dengan harapan akan dibantu kembali di lain waktu.

2. Tingkat Konvensional

Pada tingkat ini, individu mulai mempertimbangkan harapan masyarakat, norma sosial, dan peran yang diharapkan dalam komunitas. Moralitas tidak lagi hanya didasarkan pada konsekuensi pribadi.

-Tahap 3: Orientasi "Good Boy/Good Girl"

Individu berusaha memenuhi harapan orang lain untuk mendapatkan persetujuan atau menjaga hubungan baik. Moralitas dikaitkan dengan menjadi individu yang "baik."

Contoh: Seseorang tidak berbohong karena ingin dipandang jujur oleh keluarga atau teman.

-Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban

Keputusan moral didasarkan pada aturan, hukum, dan kewajiban untuk menjaga ketertiban sosial.

Contoh: Seseorang membayar pajak karena percaya bahwa mematuhi hukum adalah kewajiban moral.

3. Tingkat Pascakonvensional

Pada tingkat ini, individu mulai mengevaluasi norma sosial dan hukum berdasarkan prinsip-prinsip etika universal. Moralitas menjadi lebih abstrak dan didasarkan pada nilai-nilai universal yang berlaku di luar aturan konkret.

-Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial

Individu memahami bahwa hukum dan aturan dibuat untuk kebaikan bersama, tetapi juga menyadari bahwa hukum dapat berubah sesuai kebutuhan masyarakat. Keputusan moral dibuat berdasarkan keadilan dan kesejahteraan umum.

Contoh: Seseorang mungkin melanggar aturan yang tidak adil demi membela hak-hak orang lain.

-Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal

Pada tahap ini, individu mematuhi prinsip-prinsip moral universal, seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum atau norma sosial.

Contoh: Seorang aktivis memperjuangkan hak asasi manusia meskipun menghadapi risiko penjara atau hukuman lainnya.

*Ciri-ciri Teori Kohlberg*

Perkembangan moral berlangsung secara bertahap, dimulai dari tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi.

Tidak semua individu mencapai tingkat pascakonvensional, karena hal ini memerlukan pemikiran abstrak yang mendalam dan pengalaman tertentu.

Teori ini menekankan bahwa perkembangan moral tidak ditentukan oleh usia, melainkan oleh kemampuan individu untuk berpikir secara kompleks tentang isu-isu moral.

*Kritik terhadap Teori Kohlberg*

1. Keterbatasan Gender: Carol Gilligan, salah satu kritikus utama, berpendapat bahwa teori ini lebih relevan untuk pria karena lebih menekankan keadilan daripada hubungan interpersonal. Menurut Gilligan, wanita cenderung membuat keputusan moral berdasarkan empati dan hubungan.

2. Konteks Budaya: Teori ini dianggap terlalu berbasis budaya Barat yang menekankan individualisme, sehingga kurang relevan untuk masyarakat yang lebih kolektif.

3. Kesulitan Tahap Tertinggi: Hanya sedikit orang yang mencapai tahap keenam, sehingga tahap ini sering dianggap lebih idealis daripada realistis.

*Relevansi dalam Pendidikan*

Teori Kohlberg memberikan panduan bagi pendidik dan orang tua untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman moral. Guru dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang isu-isu etika, memberikan ruang untuk diskusi, dan menanamkan nilai-nilai universal. Dengan memahami teori ini, pendidik dapat lebih peka terhadap proses berpikir moral siswa dan memberikan dukungan yang sesuai.

Kesimpulan

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan kerangka yang penting untuk memahami bagaimana manusia berkembang dalam membuat keputusan moral. Dengan menyoroti peran pengalaman, refleksi, dan pemikiran kritis, teori ini membantu kita menghargai kompleksitas moralitas manusia dan tantangan dalam mencapainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun