Mohon tunggu...
nurul afifah soe
nurul afifah soe Mohon Tunggu... Administrasi - Perpetual Learning

Loves piano and interested in the fields of philosophy and literature.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Kahlil Gibran: Sayap-Sayap Patah, Ingris dan Indonesia

9 Agustus 2024   20:06 Diperbarui: 9 Agustus 2024   20:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

O sky
ask him
why he created this piece of heart...
so fragile and easily wounded...

when faced with the thorns of love
so strong and sturdy
when covered in love and hope...

Why did he create affection and longing
in this heart...
filling the emptiness in it
leaving anxiety about the figure of the lover

raises a myriad of questions
menghinpun million hopes
giving encouragement...

also leaves an untold pain
why he creates anxiety in the recesses of the soul
restlessness in the recesses of the soul
clutching at images
suffocating the chest...
helpless against the turmoil that hit...
O weeds...
Have you ever felt this excruciating feeling...

Why are you silent?
Tell me
a word that can soak the turmoil of this heart...
something that this body feels...
as a remedy for uncontrollable pain.

The swish of the wind makes noise to you
as if there's something you're saying to me
I don't know what you mean
Just guessing... your whisper

says there's someone over the hill there...
waiting faithfully...
appreciating what love means...

a heart that has fallen and been wounded
tore the night incised a thousand sorrows
I flapped my broken wings
following the passing wind

plugging the longing...
in the corner of a frozen heart...
she cracked, shattered like a mirror shard

scattered...
before being lost in the wind...
while bowing weakly...
I tried again to scavenge the rest of my heart
mixed with dust

I want to embrace...

I reach for the pieces in the corner of my heart...
I got only an image...
He disappeared when the sun came down from his paradise I couldn't flap these wings again
It has been broken...

pierced by sharp thorns...
could only wail...
grimace...
trying to reach out for a handhold...

Bahasa Indonesia :

Wahai langit
tanyakan pada-nya
mengapa dia menciptakan sekeping hati ini...
begitu rapuh dan mudah terluka...

Saat di hadapkan dengan duri-duri cinta
begitu kuat dan kokoh
saat berselimut cinta dan asa...

Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu
di dalam hati ini...
mengisi kekosongan di dalamnya
menyisahkan kegelisahan akan sosok sang kekasih

Menimbulkan segudang tanya
menghimpun berjuta asa
memberikan semangat...

Juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira
mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa
kegelisahan dalam relung jiwa
memghempit banyangan
menyesakkan dada...
tak berdaya melawan gejolak yang menerpa...
wahai ilalang...
pernah kan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini...

Mengapa kau hanya diam
katakan padaku
sebuah kata yang bisa merendam gejolak hati ini...
sesuatu yang dirasakan raga ini...
sebagai pengobat tuk rasa sakit yang tak terkendali

Desiran angin membuat berisik dirimu
seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku
aku tak tahu apa maksudmu
hanya menduga... bisikanmu

Mengatakan ada seseorang di balik bukit sana..
menunggu dengan setia...
menghargai apa arti cinta...

Hati yang terjatuh dan terluka
merobek malam menoreh seribu duka
kukepakkan sayap-sayap patahku
mengikuti hembusan angin yang berlalu

Menancapkan rindu...
disudut hati yang beku...
dia retak, hancur bagai serpihan cermin
berserakan ...
sebelum hilang di terpa angin...
sambil tertunduk lemah...
ku coba kembali mengais sisa hati
bercampur baur dengan debu

Ingin kurengkuh...

Ku gapai kepingan di sudut hati...
hanya banyangan yang kudapat..
ia menghilang saat mentari turun dari peraduanya
tak sanggup ku kepakkkan kembali sayap ini
ia telah patah...

Tertusuk duri duri yang tajam...
hanya bisa meratap...
meringis...
mencoba mengapai sebuah pengangan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun