PESERTA DIDIK Â BERKEBUTUHAN KHUSUS/ABK ?????
PENGERTIAN.
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- Hallahan & Kauffman (2003) mendefinisikan anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan-pelayanan terkait untuk merealisasikan potensi keseluruhan mereka.
- Heward (2006) : anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental, emosi,
- atau fisik.
- Demeris, Childs & Jordan (2007) mendefinisikan anak dengan kebutuhan khusus dalam statusnya sebagai pelajar. Menurut mereka, anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan dan keterbatasan tersebut mempengaruhi cara belajarnya
- UNESCO mendefinisikan anak berkebutuhan khusus sebagai anak yang memerlukan pendidikan khusus yang dapat dilakukan di sekolah khusus ataupun sekolah pada umumnya. Definisi kekhususan dari anak berkebutuhan khusus tergantung pada definisi dari tiap-tiap negara.
- American Public Health Association (APHA) dan American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan anak berkebutuhan khusus sebagai anak dengan gangguan tumbuh kembang, gangguan emosi, keterbelakangan mental, anak yang memiliki penyakit kronis,
- Dalam Permendiknas No. 70 Thn 2009 Pasal 3 Ayat 1, yang disebutkan anak berkebutuhan khusus antara lain :
- Tunanetra,
- Tunarungu ,
- Tunawicara,
- Tunagrahita,
- Tunadaksa,
- Tunalaras,
- Berkesulitan belajar,
- Lamban belajar,
- Autis,
- Memiliki gangguan motorik,
- Menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya,
- Memiliki kelainan lainnya
- Tuna ganda
PENYEBAB:
- Faktor Personal (Biologis)
Terjadi karena mengidap penyakit, mengalami kecelakaan, menjadi korban bencana atau sebab lainnya pada saat pra natal, peri natal atau post natal yang mengakibatkan ada bagian tubuh, struktur tulang, sendi, otot, sistem saraf dan cara kerja tubuh pada anak yang tidak/kurang mampu berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga anak memiliki gangguan dalam tumbuh kembangannya yang membatasi aktivitas dan menghalangi partisipasi dalam lingkungan belajarnya.
- Faktor Lingkungan (Sosial)
     Terjadi karena orang di sekitar anak membatasi aktivitas dan menghalangi partisipasi anak dalam lingkungan belajarnya akibat ada bagian tubuh yang tidak/kurang mampu berfungsi sebagaimana mestinya atau karena status sosial misalnya: anak normal yang lahir di luar pernikahan yang mengalami pengucilan dan disembunyikan dari orang sekitar. Karena diperlakukan sedemikian, anak mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya
KARAKTERISTIK KHUSUS
Apakah karakteristik khusus?
Karakteristik khusus adalah ciri-ciri yang berbeda sangat menonjol pada diri anak, terdiri dari ciri fisik dan ciri non fisik.
Ciri fisik ciri yang mudah dilihat karena dapat langsung dikenali dan tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengenalinya seperti tangan tanpa jari, menggunakan alat bantu dengar, berjalan mondar-mandir, tanggan usil, dll.
Sedangkan ciri non fisik: ciri yang tidak mudah untuk dilihat karena tidak dapat langsung dikenali dan membutuhkan waktu untuk mengenalinya seperti: tingkat IQ, gaya belajar, kebiasaan dan perilaku belajar, dll.
Istilah lainnya : anak tunanetra, yakni yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan (Hallahan & Kauffman, 2003).
Karakteristik khusus :Â
    Sering menabrak ketika bergerak, kesulitan membaca
    huruf pada buku bacaan atau koran, kesulitan menulis di garis lurus, memegang buku dekat ke muka ketika membaca, sering mengeluh kepala pusing atau mata gatal, anak cepat lelah bila diminta membaca atau menulis, kesulitan membaca tulisan di papan tulis, sering meletakan barang di tempat yang salah, sering hendak terjatuh jika melewati rintangan jalan, sulit meniru gerak, sulit mengenal gambar jika warna kurang kontras, sulit melihat dalam keadaan gelap.
Cara Membantu  :
- Gunakan objek riil dan konkrit untuk menjelaskan konsep
- Ketika hendak meminta perhatian anak, panggil namanya dan dalam proses penjelasan sesuatu gunakan komunikasi verbal
- Menyapa sambil membuat kontak dengan menyentuhkan punggung tangan kita pada lengan atau bahu anakÂ
- Sediakan materi sesuai dengan tingkat penglihatan anak (materi Braille, pembesaran huruf, materi audio)
- Gunakan arah jarum jam untuk menunjukkan letak
- Hindari kata tunjuk (ini, itu), kata ganti tempat (di sini, di sana), kata ganti orang (dia, kamu)
- Beritahukan bila ada perubahan letak atau bila kita hendak meninggalkan anak sendiri
- Bercerita saat berpergian dengan anak
- Sediakan alat bantu seperti riglet stylus untuk menulis braille, tape recorder untuk membuat buku bicara dengan cara merekam, tongkat putih untuk alat bantu orientasi mobilitas serta assistive technology seperti program layar pembaca komputer, dll
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H