Istilah lainnya : anak tunanetra, yakni yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan (Hallahan & Kauffman, 2003).
Karakteristik khusus :Â
    Sering menabrak ketika bergerak, kesulitan membaca
    huruf pada buku bacaan atau koran, kesulitan menulis di garis lurus, memegang buku dekat ke muka ketika membaca, sering mengeluh kepala pusing atau mata gatal, anak cepat lelah bila diminta membaca atau menulis, kesulitan membaca tulisan di papan tulis, sering meletakan barang di tempat yang salah, sering hendak terjatuh jika melewati rintangan jalan, sulit meniru gerak, sulit mengenal gambar jika warna kurang kontras, sulit melihat dalam keadaan gelap.
Cara Membantu  :
- Gunakan objek riil dan konkrit untuk menjelaskan konsep
- Ketika hendak meminta perhatian anak, panggil namanya dan dalam proses penjelasan sesuatu gunakan komunikasi verbal
- Menyapa sambil membuat kontak dengan menyentuhkan punggung tangan kita pada lengan atau bahu anakÂ
- Sediakan materi sesuai dengan tingkat penglihatan anak (materi Braille, pembesaran huruf, materi audio)
- Gunakan arah jarum jam untuk menunjukkan letak
- Hindari kata tunjuk (ini, itu), kata ganti tempat (di sini, di sana), kata ganti orang (dia, kamu)
- Beritahukan bila ada perubahan letak atau bila kita hendak meninggalkan anak sendiri
- Bercerita saat berpergian dengan anak
- Sediakan alat bantu seperti riglet stylus untuk menulis braille, tape recorder untuk membuat buku bicara dengan cara merekam, tongkat putih untuk alat bantu orientasi mobilitas serta assistive technology seperti program layar pembaca komputer, dll
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H