Kedua, Budaya Multitasking: Lingkungan kerja yang mendorong multitasking sering kali memperparah masalah ini.
Ketiga, Kurangnya Pelatihan Manajemen Waktu: Sebagian besar Generasi Z belum mendapatkan pelatihan khusus untuk mengelola waktu dan prioritas secara efektif.
Untuk membantu Generasi Z mengatasi tantangan ini, beberapa langkah dapat diambil:
Pertama, Penerapan Teknik Kerja Berbasis Fokus: Metode seperti Pomodoro Technique dapat membantu mereka membagi waktu kerja menjadi interval yang terfokus dengan istirahat singkat.
Kedua, Peningkatan Literasi Digital: Edukasi tentang bahaya multitasking dan pentingnya deep work (kerja mendalam) dapat membantu Generasi Z memahami manfaat fokus dalam pekerjaan.
Ketiga, Manajemen Distraksi: Menggunakan perangkat lunak untuk memblokir notifikasi dan aplikasi yang mengganggu selama jam kerja.
Keempat, Dukungan dari Lingkungan Kerja: Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung fokus, seperti ruang kerja bebas gangguan atau jadwal kerja fleksibel.
Maka, polarisasi kebiasaan Generasi Z, yang dipengaruhi oleh teknologi dan media sosial, telah membawa dampak besar terhadap ketahanan fokus mereka dalam pekerjaan. Meski tantangan ini nyata, dengan strategi yang tepat, Generasi Z dapat belajar untuk mempertahankan fokus dan meningkatkan produktivitas dalam dunia kerja modern. Ketahanan fokus bukan hanya soal kemampuan individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif antara generasi ini, keluarga, dan organisasi tempat mereka bekerja.
Newport, C. (2016). Deep work: Rules for focused success in a distracted world. Hachette UK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H