Puja Amna Haseenah, teman pena bertahun lalu yang terputus kabar.Â
Di hari libur, saat lengang di tengah ramai buku berbaris. Saya temukan buku di meja paling sudut di ruang itu. Dipilih acak bab dibuku itu lalu dibacanya seksama. Mulanya menarik tapi dipertengahan rasa kantuk mulai menjalar. Ditemukan sepucuk kertas penuh tulisan. Puja, kata terakhir di baris kanan itu tersisipkan tulisan nama yang tidak asing. Saya tahu ini Puja, tulisannya khas.
Senyum halusnya tampak diwajah Abi. Hatinya menebak-nebak akan seperti apa raut Puja yang selama ini berbagi pesan dengannya. Matanya melirik sekeliling mencari-cari. Tapi tidak ada satu prasangkanya yang yakin menebak benar adanya Puja.
Esoknya Abi mampir lagi, benar saja sosok yang dicarinya muncul dihadapannya. terburu waktu Abi pergi tanpa banyak bertukar kabar.
Puja lupa.
Seminggu berlalu sejak pertemuan singkatnya mereka berpapasan di sebuah toko alat lukis.Â
"Puja ya?" tanya Abi dengan sedikit ragu.
"oh ini Abi kan?" Puja menjawab, memastikan.
"iya ini Abi, mba Puja cari apa ke sini?" tanya Abi, mencoba memperpanjang obrolan dengan Puja.
"saya cari cat warna ini mas" Puja menunjukkan contoh warna yang agaknya sulit di dapat.