Memasuki zaman modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi, menjadi guru bintang bukanlah suatu harapan yang berlebihan, karena tugas guru saat ini memang semakin kompleks. Dikatakan sulit karena selain menjadi mitra peserta didik di kelas (sekolah), guru juga harus menjadi panutan dimanapun berada.
Menuju Perubahan
Upaya pembenahan telah dilakukan dalam mensosialisasikan zona integritas di keluarga besar MTsN 2 Garut sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pada tahun 2021 MTsN 2 Garut mengajukan diri untuk submit. Kami memohon dukungan dari semua stakeholder agar upaya yang telah diakukan memberi perubahan dan memenuhi syarat untuk memperoleh.
Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Apa saja yang menjadi area perubahan dalam zona integritas?. 6 Area yang disosialisasikan diantaranya adalah Area, (1) Manajemen perubahan, (2) Area Penataan Tatalaksana, (3) Area Penataan Manajemen SDM, (4) Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja, (5) Area Penguatan Pengawasan, dan (6) Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Guru sebagai agen perubahan untuk melawan kemerosotan moral dan menumbuhkan kekuatan spiritual dan intelektual. Dengan kesadaran seperti itu, seorang guru yang berhati mulia diharapkan tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga bagaimana ia berinteraksi dengan peserta didik yang mampu menerangi pikiran, hati (perasaan dan emosi) dan perilaku atau tindakan mereka.
Guru bintang harus menciptakan suasana sekolah atau kelas yang lebih bermakna bagi semua peserta didik. Kehadirannya harus menjadi penerang yang kuat bagi orang lain. Dengan mengubah gaya belajar seperti itu, suasana belajar menjadi lebih kondusif, akrab dan harmonis.
Model pembelajaran di atas membutuhkan guru yang berjiwa bintang. Hati yang penuh dengan nilai-nilai spiritual, muncul dari keadaan hati yang baik, semangat yang hidup, nafsu yang tenang, dan pikiran yang berfungsi sebagai sumber intuisi.
Setelah keterampilan ini di tempatkan, kemampuan untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi secara pendidikan akan membawa dampak dan makna bagi kehidupan peserta didik. Menjadi guru bintang juga harus dimulai dengan perubahan paradigma dari sabar menjadi syukur.
Dengan pola pikir "bersyukur" seperti itu, pintu hati guru terbuka, cahaya hati disinari, dan kabut tidak lagi menjadi penghalang. Guru seperti itu membutuhkan dua kekuatan yaitu pengetahuan dan kekuatan mental. Paradigma komprehensif seperti itu harus dimiliki oleh setiap guru agar interaksi edukatif terapan memiliki makna yang utuh.
Untuk memulai langkah dan upaya tersebut, kita harus memperhatikan pintu kecerdasan manusia. Kecerdasan memiliki empat pintu utama, yaitu panca indera, otak kiri, otak kanan, dan hati. Keempat pintu ini adalah karunia Tuhan yang paling mulia bagi umat manusia.