Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Kota yang Berubah Fungsi untuk Berdagang

16 Juli 2022   20:24 Diperbarui: 16 Juli 2022   20:27 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : m.facebook.com (taman kota di Winong yang sebagaian digunakan untuk pedagang, sehingga fungsinya berubah)

Pengelola mendapat pemasukan dari para penjual. Serta penjual pun dapat kompensasi berdagang di taman simbiosis mestinya. Jikalau seluruh taman di kota-kota kecil berlaku kenyataan seperti itu sepertinya tidak ada lagi ruang terbuka hijau, yang adalah ruang pasar umum.

Pengelolaan taman di Pati yang steril dari pedagang hanyalah yang berada persisi di depan Sekda, sebelah timur masjid agung Pati. Hampir di pastikan seluruh ruang publik hijau yang berada di 21 kecamatan di Pati hanyalah taman dengan berderet-deret penjual.

ilustrasi : itrip.id (taman yang berada di depan Sekda dengan area bebas pedagang kaki lima)
ilustrasi : itrip.id (taman yang berada di depan Sekda dengan area bebas pedagang kaki lima)
Berbicara taman kota hendaknya disempitkan dulu bukan tempat wisata bisnis, misalnya Jolong yang dikelola oleh Perhutani. Di sana jelas sekali keberadaan tempat tersebut memang untuk berwisata dan berbayar untuk tiap pengunjungnya. Tetapi taman kota hanyalah tempat yang harusnya memang ruang terbuka dengan pohon-pohon,  bunga-bunga, jika memungkinkan memang disediakan Wi- Fi.

Ketegasan dari pemerintah Kabupaten Pati untuk meneretibkan pedagang dengan mengalokasikan pedagang ke tempat lain yang tidak mengganggu keberadaan taman acapkali mendapat perlawanan. Bahkan tidak jarang terjadinya bentrok. Tetapi melihat taman kota yang berada di depan Sekda Pati mengapa tidak bisa diterapkan juga di taman kota yang berada di  alun-alun Juwana,  alun-alun Kayen, alun-alun Tayu yang lambat laun sudah berubah tidak lagi menjadi taman tetapi menjadi taman berdagang.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun