Hanya penggemar catur yang bisa duduk diam. Meskipun tidak mengajak orang lain yang menonton untuk diam ya terpaksa harus diam juga.
Tidak adanya perubahan aturan yang menyebabkan catur bisa dikatakan permainan yang kolot, konservatif tidak bisa diubah. Kalaupun ada perubahan bukan di sistem permainan tetapi hanya properti dan setting permainan yang bisa berubah.Â
Kalau bermain sepak bola harus dimainkan lapangan sesuai dengan aturan. Maka catur bisa dimainkan di lapangan sepak bola. Tapi ingat tidak bisa sepak bola dimainkan di papan catur.
Permainan catur lebih dahulu lahirnya daripada olah raga sepak bola. Namun begitu yang lahir awal responnya hanya akan ramai kala akan ada 17 agustus, untuk memperingati kemerdekaan RI.Â
Karena panitia lebih menerima permainan catur yang riskan tawuran antar pendukung. Jelas tidak akan terjadi orang yang melihat catur beramai-ramai, sehingga persinggungan pendukung pun nyaris tidak ada.
Kalau pun ada berita gemar tentang catur, Â hanyalah bentuk dari provokasi untuk mendatangkan sensasi sebagaimana yang terjadi antara GM Irene dan dewa Kipas (Dadang Subur) yang dipromotori oleh Deddy Corbuzier.Â
Mungkin hanyalah taktik dari Deddy Corbouzier untuk lebih mengenalkan kanal Youtubenya. Karena meskipun Irene mendapat dua ratusan juta, dan Dadang mendapat seratusan Juta.Â
Tetapi jelas yang lebih untung adalah Deddy kanal you tubenya dilihat berjuta-juta. Dan saya yang menulis opini ini hanya dilihat kurang dari 100 orang hehehehe...
Kehadiran Deddy yang mengangkat pertandingan Irene dan Dewa kipas sepertinya ingin mengulang kisahnya sendiri. Karena di tahun 2009 Dedy juga pernah bermain catur dengan GM Indonesia Utut Ardianto.
Saat itu mungkin hadiahnya tidak sebesar kala Irene dan Dadang, namun paling tidak dapat ditarik benang merahnya yaitu kehadiran promotor akan bisa mendongkrak suatu even, tidak terkecuali permainan catur.
Suatu Saat Catur Bisa Menjadi Permainan Menghibur
Menjadikan suatu event yang biasa-biasa saja menjadi suatu "Wah" memang tugas dari seorang event organizer.Â