Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akhirnya, Jokowi Menyentil Juga

17 November 2020   13:06 Diperbarui: 17 November 2020   13:13 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: myaspergerschild.com

Sehari yang lalu saya beropini di Kompasiana dengan judul Habieb Rizieq Show of Force atau Hanya bermain Peran. Terimakasih kepada viewer dan voter yang telah memberikan semangat untuk selalu menulis meskipun tiada seberapa pentingnya. paling tidak ada ganjalan yang ada di hati sudah tersalurkan. 

Kali ini saya masih beropini berkaitan dengan MR, apa benar yang  kelihatan di mata publik jika Jokowi diam dan membiarkan sepekan hiruk pikuk yang terjadi di petamburan Jakarta. 

Namun diam bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Kemudian pada opini saya kali ini akan  mencoba menarik benang merahnya, yaitu Jokowi mempunyai cara sendiri untuk membungkam lawan politiknya. 

Jikalau dengan cara simbolis saja sudah tidak mempan maka cara lain yang lebih jelas dan verbal pasti akan dilakukan.

Bukan langsung menangkap pelaku yang dianggap membuat keresahan, karena hal itu akan membuat orang yang menjadi pesakitan akan banyak mendapat simpati. 

Ujung-ujungnya akan menjadi pahlawan. Bahkan bisa saja terjadi dukungan akan mengalir. Jikalau hanya mendatangkan Muhammad Rizieq Bin Hussein Shihab (MR) dari umroh yang lama saja bisa, kemudian mengerahkan masa yang banyak buntuk menyambutnya bukan hal yang sulit. 

Apalagi kalau MR ditangkap  Tentunya gelombang perlawanan akan semakin masif dengan dukungan dana dari mr.x yang luar biasa.

Tentunya bukan suatu pilihan jika negara harus selalu dalam keadaan terganggu. Apalagi dalam keadaan pandemik yang membuat negara seolah-olah sempoyongan harus melawan berbagai terjangan. 

Tidak hanya virusnya tetapi yang lebih menyakitkan adalah oknum-oknum yang dengan culas menggunakan kesempitan untuk merongrong nergara demi kepentingan tersembunyi.

Pilihan yang paling sederhana adalah memberikan sedikit pressure kepada kelompok yang mencoba jumawa dengan show of force di tengah pandemi. Bagaimana pun juga Negara harus berada pada posisi menjaga keselamatan rakyat yang lebih banyak. Salus populi suprema lex esto, keselamatan rakyat adalah hokum yang paling tinggi.

Apakah kelompok dari MR bukan rakyat? Semuanya adalah rakyat Indonesia. Namun manakala kelompok yang mengaku rakyat Indonesia melakukan aktivitas yang jelas melanggar peraturan yang dibuat (Prokes) dan menyakiti hati orang lain tentunya bukan tindakan yang sangat bijak jika dibiarkan bahkan mendapat dukungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun