Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Media Berita Bisa Membuat Cinta Jadi Benci

13 Oktober 2020   08:02 Diperbarui: 13 Oktober 2020   08:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : idntimes.com

Atau seseorang yang saling mencinta harus membenci lainnya. Jikalau saat ini  membenci atau mencintai seseorang apakah perlu hingga sampai ke sum-sumnya? 

Tentu saja boleh, siapa yang melarang. Atau yang sedang sedang saja, atau tidak usah membenci atau mencintai. Semua hanya akan berputar-putar pada pendapat, yang sifatnya relatif.

Pada fakta saat ini sebagian ada yang sangat memuja seorang pejabat, karena sepak terjangnya yang bersih dalam berpolitik. Dan kinerjanya yang dianggap bagus sehingga segala hal akan dianggap suatu kebaruan bahkan dipuja sebagai orang yang berani. 

Hal ini terjadi karena mereka menempatkan dirinya sebagai orang yang sangat suka. Tetapi kalau dirinya memposisikan sebagai orang yang tidak suka maka segala hal yang dilakukan akan dilihat salah.  

Dan siapakah yang selalu menampilkan berita seseorang itu baik atau buruk? Dia adalah media. Suatu sifat yang lumrah jikalau manusia akan lebih menyukai berita yang selalu bertolak belakang dengan kenyataan. 

Bahkan bisa dikatakan kalau masyarakat  pada saat ini lebih menyukai berita keriuhan daripada yang adem ayem. Kemudian fenomena ini selalu bisa dimanfaatkan oleh media dengan baik. Bahkan akan selalu dipelihara seseorang yang mempunyai sifat kontroversial.

Bisa dipastikan ketika seseorang yang dari awalnya jatuh cinta kemudian pacaran menikah hidup bahagia tidaklah akan begitu laku dijual beritanya. 

Daripada seseorang yang jatuh cinta kemudian pacaran tiba-tiba meninak dengan orang lain. Begitulah sifat dari orang yang ingin dikenal, secara luas. Apalagi media sekarang tidak harus yang mainstream, banyak alternative yang disajikan untuk membuat diri seseorang terkenal.

Sehingga sampai saat ini seseorang ketika dengan ketidakbisaannya tetap menjadi pejabat publik kemudian banyak yang mengeksposnya karena ketidakbisaannya adalah suatu cara juga agar dirinya tetap pada jalur untuk dikenal oleh khalayak kalau dirinya tetap eksis. 

Dengan menempatkan dirinya sebagai pejabat yang menjadi korban berita dari khalayak dengan media sosialnya. Sehingga bisa saja dengan harapan suatu saat akan berubah masyarakat akan mencintainya dari yang awalnya dibenci.

Tetapi bisa saja dengan otoritasnya, suatu media dapat membungkam kebaikan seseorang. Menjungkirbalikkan kebenaran menjadi mutlak salah. Bahkan berlaku sebaliknya akan memunculkan suatu kekeliruan menjadi kebenaran pada khalayak. H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun