Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Kaki Gunung Muria Rencana Disusun

11 Oktober 2020   17:35 Diperbarui: 11 Oktober 2020   17:39 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi via hipwee.com

Sebenarnya dirinya sudah mengajukan syarat yang sangat berat. Namun ternyata Adipati Yudhapati dapat memenuhinya. Sebenarnya dirinya ingin menolak, namun ia tahu jika hal ini dilakukan maka Carang Soka akan dibumihanguskan dan itu bisa saja terjadi karena angkatan perang Parang Garuda lebih kuat.

"Maaf Kanjeng Adipati, ternyata di belakang rombongan itu Parang Garuda telah menyiapkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan bisa dikatakan seluruh pasukan telah disiapkan."
"Paman, tidak mengada-mengada bukan?"

"Ini buktinya Kanjeng." Kemudian Singopadu mengeluarkan benang merah yang merupakan kata sandi yang hanya dimengerti oleh dirinya dan prajurit telik sandi yang dimiliknya.

Setelah mengetahui sandi yang dibeberkan oleh Singopadu, tampak Adipati melangkah ke jendela melihat ke taman dan mencoba menikmati suara gemericik air yang mengalir dari aliran gunung Muria. Suasana yang biasanya teduh dan bisa menghilangkan kekalutan hatinya sekarang tidak bisa mengubah apa pun di hatinya. Napas landung keluar menandakan hati yang sangat kusut. "Duh Gusti apakah yang terjadi nanti dengan rakyatku? bukankah dengan mengawinkan putriku yang semata wayang akan dapat merukunkan dua kadipaten ini. Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Adipati Andung Jaya berkata sendiri. Dan Singopadu yang telah purna ilmu kanuragannya mendengar dengan jelas kata-kata lirih junjungannya.

"Kanjeng Adipati, jikalau sekiranya hamba boleh mengusulkan...  seyogyanya Kanjeng Adipati meminta bantuan ke Majasemi."
"Apakah kamu yakin Paman, kalau pengageng Majasemi bersedia membantu."
"Hamba yakin mereka bersedia,  karena setelah kejadian waktu itu adanya pencuri yang mencoba mengambil pusaka mereka dan ternyata setelah ditelurusi pencurinya adalah orang  suruhan dari Parang Garuda. Mereka masih marah, jadi jikalau diminta untuk berperang akan bersedia apalagi digabung dengan kekuatan Carang Soka." Kata Singopadu,"Kanjeng Adipati, yang lebih penting lagi mereka mempunyai pusaka keris Rambut Pinutung dan Kuluk Kanigoro. Kedua pusaka itu sudah bisa dikatakan separuh kekuatan kita nanti."

Mendengar usulan dari Singopadu, dirinya sangat gembira ada secercah harapan, hanya saja dirinya berharap peperangan tidak terjadi karena bagaimanapun hasilnya akan membawa kerugian di kedua pihak. Tanpa banyak lagi pertimbangan dirinya mengutus Singopadu  segera menemui pengageng Sukmayana Sementara dirinya sendiri bersama pembesar Kadipaten akan menjemput kedatangan adipati Yudhapati dan rombongan.

Hari pun terasa panjang bagi Adipati Puspa Andung jaya, meskipun antar waktu siang hari menuju sore tidaklah lama. Namun menanti dengan hati was-was menjadi siksaan yang sangat berat. Dirinya mencoba menenangkan pikirnya dengan melakukan kebiasaanya, melihat burung derkuku  berterbangan di atas pohon-pohon gayam yang banyak tumbuh di pinggir kali belakang Kadipaten. Dan menyaksikan mereka bercengkerama dengan kekasihnya dan anak-anaknya yang menunggu di sarang. 

Kali ini hatinya sudah bisa menikmati keindahan itu karena permasalahan yang ada sedikit banyak sudah ada jalan keluarnya. Matahari sepenggalahan dari gunung Muria ketika tampak debu yang mengepul tebal di ujung jalan masuk perbatasan kotaraja kadipaten yang menurut telik sandi rombongan kadipaten Parang Garuda sudah akan sampai. Ada sedikit kegugupan di wajah Sang Adipati, ketika akan merangkai kejadian nanti.

(Pati, 11 Oktober 2020)
 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun