Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pramuka Selalu Menyenangkan, Bukan Membahayakan Peserta

23 Februari 2020   15:20 Diperbarui: 23 Februari 2020   15:22 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: goodnewsfromindonesia.com

Di sini senang...
Di sana senang ...
Di mana-mana hatiku senang
Lalalalal... lalalalala.... Lalala...

Pastilah kita ingat betul lagu itu, suatu syair yang mengajak untuk selalu bergembira di mana pun dan dalam suasana apa pun. Terlebih para pelajar yang hanya sebagai anggota terlebih aktif dalam kegiatan kepramukaan sebagai dewan ambalan saat di SMA atau gladian-gladian tingkat Penggalang hingga Jambore. Lagu itu akan disenandungkan manakala suasana sudah mulai menegangkan.  Dan masih banyak nyanyian-nyanyian dan yel-yel yang dapat membangkitkan semangat.

Dulu saya hanya beranggapan ketika masuk Pramuka hanya akan berisi nyanyi, kemudian tepuk Pramuka. Setelah berkecimpung di dalamnya nyanyi dan tepuk hanyalah sekian dari ribuan kegiatan yang bisa membentuk karakter, menambah pengetahuan, penjabaran pengetahuan dengan tidak menggunakan teks book. Semua pengetahuan diajarkan dengan bekerja atau learning by doing, dan yang sangat bekesan lagi kegiatan itu berada di luar kelas. 

Seandainya disuruh mengabadikan kegiatan dengan kata atau tulisan sungguh banyak hal yang menakjubkan sebagaimana perjuangan para perintis gerakan itu di Indonesia. Menulis kepramukaan tidak akan habis dalam satu buku, karena di sana berkaitan dengan sejarah pramuka di dunia dan Indonesia, tetntang bentuk-bentuk kegiatan yang kerap dilakukan oleh orang yang sukses hidupnya semisal Jenderal Soedirman. Dari banyak contoh hal positif  yang bisa diambil dari organisasi yang dirintis oleh Boden Powel, pemerintah pun tanpa sungkan mengeluarkan Peraturan Setingkat menteri dengan nomor 63 Tahun 2014.

Peraturan tersebut mewajibkan pramuka sebaga ektra di sekolah-sekolah dari SD hingga SMA. Maksud dari peraturan ini antara lain adalah mengiplementasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, kecintaan alam, dan kemandirian peserta didik. Intinya sesuai dengan satya seorang Pramuka. Untuk mewujudkan semua itu pengurus Pramuka dari tingkat Ranting hingga pusat sudah sesuai pada jalurnya, yaitu mengadakan pelatihan untuk para Pembina dengan Kursus-kursus dari KMD (Mahir Dasar) hingga Mahir Lanjut.

Sementara itu, untuk pelatihan para pemudanya dari penggalang hingga pandega para dewan kerja dari Ranting hingga Dewan Kerja Nasional juga sangat aktif memebrikan kegiatan-kegiatan untuk menyiapkan para kader bangsa. Dan ketika para pelatih dari tingkatan pemuda hingga Pembina kembali ke pangkalan Gudep sudah siap untuk melatih sesuai dengan jalur keputusan Pamuka tingkat nasional.

Ketika para pramuka muda dan Pembina kembali ke pangkalan tentunya program-program baru sudah dipersiapkan sesuai dengan Mugus (Musyawarah Gugus Depan) yang dilaksanakan tiap tahunnya. Kalaupun kegiatan yang sudah menjadi adat mungkin akan sulit dilepaskan. Seperti susur sungai, yang baru saja dilaksanakan oleh SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta.

Satu kegiatan rutin tentunya para Pembina, mengapa saya katakana para Pembina? Karena Pembina yang dihasilkan dari Mugus itu bisa lebih dari tiga orang yang salah satunya akan merangkap pula menjadi Ketua Gugus Depan. Kagudep inilah yang harus bertanggung jawab secara penuh kegiatan di kesatuannya dibantu para Pembina dan para pramuka dewasa yang sudah terpilih menjadi pengurus. Sudah sangat hierarkis bukan?

Suatu kegiatan di Kepramukaan  ada karena dimusyawarahkan oleh para pengurusnya. Dan Pembina akan membantu dengan sistem among. Kalau dalam pendidikan terkenal dengan istilah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.seorang Pembina akan selalu berada di depan, di tengah, dan di belakang untuk selalu berada di tengah adik-adiknya. Bukan di kamar memantau, atau di sekolah lewat media telekomunikasi mengikuti. Di mana ada adik-adiknya  di situ ada pembinanya. Itu prinsip sistim among.

Ketika mengadakan kegiatan ke luar dari pangkalan Gudep tentunya persiapan juga harus lebih matang. Dari persiapan adik-adiknya, jenis kegiatan ke luar itu apa? Hanya jalan-jalan mengenal lingkungan, membuat peta atau membaca peta buta, menerapkan pengetahuam kompas, menaksir arus air sungai, atau menghitung deras arus sungai. 

Persiapan perizinan atau sekadar pemberitahuan ke pejabat yang berwenang dari polsek hingga kepala desa yang wilayahnya dipergunakan. Peizinan sudah mendapat lampu hijau maka kegiatan bisa dilaksanakan. Namun ketika tidak diberikan, sebagai seorang Pramuka tidak tabu untuk membatalkan kegiatan tersebut dan menggantinya dengan kegiatan cadangan yang harus dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun