Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi). Peringkat 100 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Petani, dan Kuli Panggul Sembako Menelurkan Karya Tulis

30 Juni 2024   22:41 Diperbarui: 1 Juli 2024   00:32 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ahmad Choliq S.Ag ( Kang Mad)
Enjoy Menjadi Petani
Profesi  petani adalah profesi  yang tidak begitu dilirik oleh generasi muda.
Bahkan saat ini banyak generasi muda yang  bekerja memilih terjun   menjadi  karyawan kantor atau pabrik dibandingkan menjadi seorang petani. Terutama bagi generasi muda yang statusnya adalah lulusan sarjana.

Akan tetapi, tidak semua pemuda memilih bekerja menjadi karyawan kantor atau pabrik meskipun sejatinya adalah lulusan sarjana.
Burhanuddin adalah salah satu contoh anak muda yang berbeda dengan anak muda pada umumnya.
Pemuda kelahiran 08 Juni 1994 di Sinjai, Sulawesi Selatan ini adalah seorang lulusan sarjana pertanian di STIP ( Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian) Muhammadiyah Sinjai, Sulawesi Selatan.
Meskipun bergelar sarjana, Burhan SJ (panggilan akrabnya) tidak memutuskan bekerja menjadi karyawan di kantor atau pabrik.


Berprofesi menjadi seorang petani lebih ia sukai dari pada menekuni pekerjaan lainnya. Ia sependapat dengan orang tuanya bahwa menjadi petani itu merdeka.

"Petani memang sederhana tapi selalu cukup, dan hanya dengan bertani orang bisa menikmati kebebasannya.


Ternyata benar, rasanya memang enak jadi petani, tidak dipecat kalau terlambat bangun, tidak dipotong gaji bila cuti." 
( Burhanuddin BJ).


Saat ini pemuda asal desa Saohiring kecamatan Sinjai Tengah sedang menanam porang. Ia menduga porangnya di kebun telah mencapai 10 ton. Dan yang telah dipanen baru 3 ton. Satu kilo porang bisa dibandrol dengan harga 8 ribu. Menurutnya hasil segitu lumayan untuk mencukupi kebutuhannya.


Bertani dan Menulis
Hebatnya di tengah-tengah kesibukan bertani, Burhan masih bisa menyempatkan waktu untuk menulis. Ya menulis.
Selepas pulang dari berkebun, Burhan membuka leptop untuk menulis. Sampai saat ini ia telah menelurkan karya tulis berbentuk  buku berjumlah 12. Karyanya itu meliputi buku tentang biografi, antologi puisi, dan novel. Diantara karyanya adalah biografi berjudul Bahtiar bin Sabang- Pahlawan Petani Sinjai Yang Tumbang Demi Membela Tanahnya Sendiri. Antologi puisi berjudul  Lelaki Kafir di Tangan Puisi, Suara Aku Ingin Bebas, dan Maha karya Leluhur. Lalu novel berjudul Lelaki Kurang Ajar Dalam Secangkir Kopi, dan Perempuan-perempuan Mabuk Surga.

Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Kang Mad ( panggilan penulis artikel ini) menjadi termotivasi untuk terus berkarya menelurkan tulisan meniru jejak mas Burhan SJ.

Geluti Kuli Panggul Sembako
Kang Mad sebenarnya adalah lulusan sarjana. Alumni IAIN ( institut Agama Islam Negeri)  Fakultas Ushuluddin prodi IQT ( Ilmu Alquran dan Tafsir) di kota produksi jenang. Namun profesi Kang Mad bukanlah seorang guru. Saat ini Kang Mad bekerja menjadi asisten suplyer sembako atau bahasa kasarnya adalah kuli panggul sembako.


Membawa jerigen berisi minyak goreng 18 liter, memikul telur satu tali  seberat 15 kg, minyak goreng refil  setengah liter, satu liter bahkan dua liter adalah hal yang biasa Kang Mad  lakukan.
Menenteng tepung terigu 2 ons dan  setengah kg adalah olahraga yang Kang Mad  sering jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun