Mohon tunggu...
Nurhilmiyah
Nurhilmiyah Mohon Tunggu... Penulis - Bloger di Medan

Mom blogger

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Ayah, Bunda, Tidak Semua Games Itu Buruk, Lho

19 Oktober 2021   13:00 Diperbarui: 19 Oktober 2021   13:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Royan, Please deh, jangan main games kamu... mending nonton Youtube motivator tuh, biar tambah semangat belajarnya."

Nah, ini kata-kata saya ke anak laki-laki remaja 14 tahun yang lagi suka-sukanya games Mobile Legends. Saya pikir semua games itu sekadar menghabiskan waktu anak, mengalihkannya dari fokus mengerjakan tugas sekolah, dan tentunya menjalani aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan penelusuran saya dan tanya-tanya teman sesama ibu-ibu, berikut kesalahan-kesalahan anggapan orang tua terhadap games online yang dimainkan anaknya.

1. Games online bisa dihentikan sementara, nanti dilanjutkan kembali

Namanya saja games online (gim daring), pastinya dimainkan secara ber-regu, live, dan tentunya tidak bisa di-pause walaupun hanya satu menit. Orang tua, terutama ibu (karena tak jarang beberapa ayah milenial juga suka main gim), berpikir semua games itu bisa dimulai lagi saat anak memang punya waktu luang.

2. Games online penyebab nilai rapor anak anjlok

Games online kerap dijadikan alasan ketika nilai hasil belajar anak terjun bebas. Padahal si games online ini tidak salah apa-apa. Masalah intinya adalah anak belum mampu menyeimbangkan penggunaan waktunya. Kapan saat belajar, saat membantu orang tua di rumah, dan saat bermain gim daring.

3. Games online itu mainannya bocil alias bocah cilik

Anak saya yang remaja langsung protes kalau saya keceplosan bilang, tingkahnya seperti bocil saja, sudah gede kok suka main games. Katanya, games online itu justru orang dewasa yang banyak memainkannya. Malah dia menawari, "Coba deh Bunda main games online juga, biar tahu."

4. Games online itu cuma menghabiskan waktu, tidak ada keuntungannya

Banyak orang tua yang belum memahami makna main games bagi anaknya. Tak sekadar mengisi waktunya, bermain games online telah banyak diteliti oleh para pakar, mampu menstimulasi berpikir problem solving dan melatih ketangkasan berpikir anak.  Bahkan jika ingin menekuni dunia gamers, anak bisa diarahkan menjadi atlet eSport dan gamers profesional. Wah, keren ya, kalau menang turnamen kan lumayan banget tuh hadiahnya.

5. Games online adalah pemicu kenakalan remaja

Lagi-lagi games online yang disalahkan jika terjadi tawuran di antara remaja, perkelahian dengan kekerasan, anarkisme, hingga tindak kriminal. Padahal sekali lagi, yang namanya games online itu sangat tergantung pada si pemainnya. Games online tidak bisa dijadikan kambing hitam penyebab kenakalan remaja. Kalau demikian, tayangan iklan, FTV, sinetron yang terkadang lebih vulgar menampilkan sadisme, mestinya turut bertanggung jawab terhadap kekacauan yang diciptakan sebagian remaja saat ini.

Solusi atas kesalahan anggapan orang tua terhadap games online di atas adalah dengan mengkomunikasikan masalah ini di antara orang tua dan anak. Bisa jadi orang tua beranggapan demikian karena ketidaktahuannya mengenai seluk-beluk games online. Maklum, orang tua dan anak lahir di zaman dan lingkungan yang berbeda, kan.

Orang tua mestinya mengetahui bahwa sekarang ada LEAD by IndiHome (Limitless ESport Academy). Konsep Academy ESport ini, memberdayakan gamer atau pemain games yang sebelumnya hanya bermain game sekadar hobi saja, menjadi seorang pemain games profesional dan punya mental atlet (Athelete Enablement).

Mereka akan terus berlatih tanpa batas, dengan bimbingan dan tempaan yang diberikan oleh para pelatih profesional untuk mengasah aktivitas tanpa batas. Dengan harapan, di masa mendatang dapat memunculkan atlet eSport Indonesia yang mampu mengukir prestasi di ajang turnamen tingkat nasional dan internasional. Kapan lagi dapat IndiHome, Paket Games, wujudkan dari rumah, punya kompetensi jadi atlet eSport. Keren, kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun