Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cyberbullying: Ketika Netizen Bully Penulis F di Media Sosial

21 Februari 2017   11:24 Diperbarui: 24 Maret 2017   21:14 3133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, saya mencari tahu lebih jauh tentang buku dan penerbitnya. Melacak penerbit yang menerbitkan buku karya penulis F tersebut pun tak sulit. Penerbit T merupakan penerbit berskala nasional. Situs resmi penerbit tersebut dengan mudah bisa kita akses. Demikian pula dengan berbagai akun media sosial penerbit tersebut.

Ketiga, terkait isi buku. Ternyata, dengan mudah kita juga bisa lacak. Dari sekian akun media sosial yang sedang membicarakan fenomena penulis F dan karyanya, hemat saya pasti ada yang memuat lebih detail mengenai buku tersebut. Benar saja, tak perlu waktu sehari, saya sudah memperoleh lengkap isi buku yang menghebohkan tersebut.

Nah, saya tak ingin terlampau larut dalam pro kontra mengenai buku karya penulis F, kontennya, atau menyajikan berbagai pendapat saya tentang buku tersebut.

Satu hal yang ingin saya sampaikan, betapa dahsyatnya media sosial mengubah cara kita berperilaku dan berkata-kata. Saya sempatkan untuk menyimak beberapa ratus dari ribuan komentar yang diposting di akun media sosial yang sangat sering dijadikan acuan dunia pergosipan tanah air. Terlepas dari apakah Anda termasuk yang pro ataukah kontra, betapa mirisnya menyaksikan berbagai komentar bernada perundungan (bullying) bertebaran secara massif di sana. 

Masihkah kita bisa bisa berbangga bahwa bangsa kita memiliki budaya yang luhur? Yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan? Tentu berbeda pendapat itu sangat boleh, namun bagaimana cara kita mengungkapkannya lah yang menjadi persoalan. Bolehkah kita menghujat, mencaci, mengatakan seseorang bej*t/cab*l/ gobl*k dengan didasari sebuah postingan? Yang bahkan kita tak mau bersusah payah meluangkan sedikit waktu untuk menggali data lebih jauh? Bahkan, kita seringkali marah dan menegur putra-putri kita apabila mereka berkata kasar. Lalu mengapa kita menebar bullying dan kata-kata kasar dalam komentar maupun postingan kita di media sosial?

It’s really shame on us…”

Like And Share! Viralkan!
Mungkin kita berkilah… Tapi ini 'wow banget'! Semua 'harus' tahu nih! Ini penting banget! Ini bahaya banget! Ini menjijikkkan banget! Cepat, cepat, langsung: klik! Like! Share!

Ffuhh… di dunia yang serba cepat ini… Kita, para penghuni era digital, seakan tak mampu menarik napas… Di dunia yang selebar genggaman tangan ini, di mana untuk mencaci, menghujat, bahkan membunuh karakter seseorang, kita hanya perlu melakukan: like, click, share… dan wush… berita buruk tentang seseorang.. tentang sesuatu pun melesat melampaui kecepatan kita untuk berpikir, dan menjaga hati.

Wallahu ‘alam bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun