Menulis untuk Menghilangkan Reaksi Emosi Tertentu
Ketika seseorang menuliskan pengalaman emosional, maka terjadi pengulangan dan pemaparan kejadian-kejadian yang bermuatan emosi negatif tersebut. Ketika terjadi pengulangan, muatan emosi tertentu justru dapat menurun dan bahkan menghilang. Sesuatu yang diulang-ulang justru bisa menjadikan kita memandang suatu kejadian itu “biasa saja” dan tidak lagi membangkitkan ketegangan.
Menulis Sebagai Sarana Katarsis
Efek terapiutik dari menuliskan pengalaman emosional, dapat dikaitkan dengan unsur pelepasan emosional (katarsis). Seseorang yang mampu melepaskan emosinya melalui tulisan, dapat tetap mengalami emosi tertentu namun dalam kadar yang aman dan pada konteks saat ini. Tidak diakumulasikan dengan beban-beban emosi masa lampau secara berlebihan.
Penyingkapan pengalaman emosional melalui menulis dapat membantu memberikan celah bagi emosi-emosi negatik untuk sedikit demi sedikit dikeluarkan sehingga keterbangkitan emosi terkait pengalaman negatif (ataupun pengalaman traumatis) tertentu bisa berkurang.
Yuk Menulis
Proses terapi itu melalui tulisan banyak terkait dengan mengenal diri sendiri, memaknai ulang berbagai peristiwa yang emosional dalam frame yang lebih positif, berdamai dengan diri dan pengalaman hidup, dan hal-hal yang membuat kita lebih produktif dan sehat secara menyeluruh (dalam berbagai aspek: fisik, emosi, sosial, spiritual). Menulis sebagai terapi bisa kita maknai secara subjektif, namun apabila tulisan itu ternyata bermanfaat bagi diri kita, sangat mungkin tulisan itu juga bermanfaat bagi banyak orang di luar sana.
Maka, apapun yang kita tulis. Dalam blog pribadi, dalam media citizen journalism seperti kompasiana ini, atau tweet dan status di media sosial, perlu kita pertimbangkan kadar kebermanfaatannya. Tulisan yang relatif lengkap seperti kisah yang tertulis di buku atau tulisan dalam artikel yang utuh, bagi saya lebih potensial diambil manfaatnya dibandingkan status-status sarat emosi yang mungkin dimaksudkan sebagai katarsis, namun justru bisa merugikan diri sendiri.
Pada prinsipnya, ketika kita ingin menulis yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, kita juga perlu mempertimbangkan media yang tepat.
Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H