Apabila kita lebih memilih banyak meneliti kekurangan dan kelemahan diri dibandingkan sibuk mencari-cari pada orang lain salah dan cela mereka,
Apabila kita memilih untuk lebih sering bertanya pada hati nurani dibandingkan bertanya pada search engine,
Apabila kita memilih untuk lebih sering meng-upgrade kemampuan daripada meng-upgrade penampilan,
Apabila kita lebih sering meng-update kepekaan personal dan sosial dibandingkan meng-update foto dan status di media sosial,
Apabila kita lebih meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dari hati ke hati dibandingkan broadcast di puluhan grup media sosial yang kita punya,
Apabila kita lebih punya waktu untuk tersenyum pada seorang anak daripada menebar fake smile untuk foto profil yang keren maksimal,
Apabila kita lebih punya waktu untuk memberi makan sebuah perut keroncongan dibandingkan mengungggah ratusan foto selfie makanan lezat di restoran,
Apabila kita lebih punya waktu untuk memeluk orang tercinta dan bertanya kabar daripada menghujaninya dengan pelukan dan ciuman emoticon dari gadget di genggaman,
Apabila kita lebih bersedia meluangkan waktu untuk percaya pada mata dan pendengaran kita sendiri dan bukannya selentingan-selentingan yang menjadi viral,
Apabila kita lebih bersedia menjadikan hati nurani sebagai hakim daripada ikut terseret virus latah dan menjadi corong berbagai kebohongan era digital.
Apabila kita memilih menjadi yang sedikit itu,