(1) perubahan mood berupa kesedihan berlangsung lama hingga lebih dari dua minggu,
(2) ada rasa tidak berdaya (helpless), &
(3) ada rasa putus asa terhadap diri, lingkungan, dan masa depan (hopeless)
Biasanya juga disertai perubahan perilaku seperti: suka murung, menarik diri, perubahan pola makan (tidak mau makan atau justru makan secara berlebihan), perubahan pola tidur (tidak bisa tidur atau justru tidur berlebihan).Â
Gejala depresi yang terselubung juga bisa muncul dalam gangguan makan, sulit tidur, keluhan-keluhan kesehatan seperti pusing berkepanjangan tanpa adanya indikasi medis adanya penyakit tertentu, keengganan bersekolah, dan masih banyak gejala lain.
Apabila gejala-gejala itu muncul dalam diri seseorang, kemungkinan ia memang mengalami depresi. Ia sedang butuh bantuan profesional (psikolog atau psikiater), walaupun ia belum menyadarinya.
Apalagi kalau muncul pikiran-pikiran tentang kematian, atau ada keinginan untuk mengarah ke sana. Maka, kita tak boleh mengabaikan.
Depresi & Suicide
Sekitar 90% orang yang melakukan upaya mengakhiri hidupnya mengalami depresi. Kita perlu mewaspadai gejala-gejalanya. Dan banyak di antara mereka yang mengalami depresi, tak menyadari kalau dirinya tengah depresi.
Keluarga dengan ibu atau ayah atau salah satu anggota keluarga mengalami depresi tentu akan terdampak. Karena individu yang mengalami depresi seakan tak punya tenaga, dan bergulat dengan permasalahan dirinya...ia tengah butuh bantuan..dan dalam masa-masa sulit itu, keluarga perlu saling mensupport, atau bahkan perlu dukungan psikologis dan sosial dari lingkungan, selain butuh bantuan profesional, tentunya.
Mari kita nyalakan lilin, dan berhenti mengutuk gelap. Melakukan apa yang kita bisa tentu lebih bermanfaat dari hanya berdiam diri, apalagi menyalahkan orang maupun keadaan.