Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk, Berdamai dengan Remaja

21 Juli 2016   16:35 Diperbarui: 22 Juli 2016   08:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ffuhh… sebagai seorang ibu dan juga seorang pendidik, sesak rasanya dada saya ketika menyimak data-data semacam itu. Padahal permasalahan sosial seringkali merupakan fenomena “gunung es”…ya, ujung gunung es yang terlihat secuil…lebih kecil dari aslinya… sepucuk gunung es itulah yang membuat kapal Titanic karam…karena sesungguhnya bahayanya jauuh lebih besar dari yang sekilas tertangkap oleh indera kita.

Ketika Kasus Yy, anak remaja kita yang menjadi korban kekerasan seksual yang berujung pada meninggalnya Yy di Bengkulu menyeruak. Ternyata, kemudian mata kita terbelalak, karena kejadian demi kejadian kekerasan terhadap anak dan remaja sudah sangat banyak terjadi di negeri ini. Dan telah cukupkah upaya kita mencegah dan menanggulangi kasus-kasus serupa Yy kembali terulang di negeri ini? Jawabannya jelas: belum.

Remaja: Apakah Selalu Negatif?

Saya teringat pada saat berkesempatan memberi pembekalan terhadap para finalis duta GenRe di Kabupaten Gresik – Jawa Timur. Saya bersyukur, melihat raut wajah dan tatapan mata yang cerah, cerdas, dan kritis para finalis GenRe tersebut, seakan membisikkan selalu ada harapan bahwa para remaja kita masih banyak yang bercitra positif, bersemangat berkarya, dan menebar “virus” kebaikan di kalangan sebayanya. Berada bersama para adik-adik remaja pilihan ini, saya berupaya menyentuh kepekaan dan memperluas wawasan para adik-adik remaja yang nantinya akan banyak berperan memberi edukasi mengenai berbagai isu terkait remaja.

Ada beberapa hal yang menggelitik saya, yang saya peroleh dari pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar dari adik-adik finalis duta GenRe pada saat itu. Salah satunya yakni tersirat bahwa peserta mengetengahkan fenomena yang mereka tangkap dari teman-teman mereka bahwa sebagian dari remaja di Gresik sudah mengamini pola pergaulan bebas, dan di antara mereka tampaknya belum benar-benar menyadari bahayanya, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial.

Meski mungkin tidak banyak “sangu” yang saya bisa berikan pada adik-adik remaja tersebut, saya mendoakan tiap kata yang saya ucapkan. Saya yakin, kata-kata yang berasal dari hati, yang bermuatan doa, akan menjejak dan tak mudah berlalu begitu saja. Insya Allah.

Haruskah Kita Putus Asa?

Dengan tegas saya katakana: TIDAK. Kita sungguh tidak boleh berputus asa terhadap berbagai permasalahan yang tengah terjadi. Termasuk yang tengah dialami para adik-adik dan anak-anak remaja kita. Pendidikan karakter memang bukan sesuatu yang semudah membalikkan telapak tangan. Bukan pula magicyang merubah seseorang / sekelompok orang dalam semalam. Namun tetep perlu kita upayakan, sejauh kemampuan kita. Apabila kita menyerah, artinya kita merelakan negeri ini semakin cepat karam. Menghadapi gunung es permasalahan remaja, kita tentu tak ingin negeri kita berakhir tenggelam di dasar laut bersama bangkai kapal Titanic.

Salah satu pakar pendidikan karakter, Thomas Lickona menegaskan bahwa

Menumbuhkan nilai-nilai positif merupakan hal yang tidak mudah. Saat kita memasuki milenium baru, ingatlah dengan baik, bahwa ukuran kemajuan suatu negara bukanlah besarnya pendapatan nasional, kemajuan teknologi, atau kekuatan militernya, melainkan karakter penduduk (generasi muda)-nya

-Thomas Lickona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun