Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita, Menulislah

8 Juli 2016   08:35 Diperbarui: 8 Juli 2016   09:26 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita memiliki berjuta sisi. Hiperbolik? Mungkin. Tapi, itulah wanita. "Ya" yang keluar dari tutur seorang wanita belum tentu bermakna ya. Bisa "ya, tapi..." Bisa juga "ya, sudahlah..." lalu dia menutup pintu bagi Anda dan beranjak pergi. Bisa jadi berarti "ya, lanjut saja...(kalau tega membuat saya menangis lagi)... Nah, begitu rumitnya wanita, bukan?

 Wanita dalam Tulisan

Sebagaimana tulisan tentang laut dari orang yang tak pernah mengenal laut. Seperti tulisan mengulas roti, dari orang yang bahkan tak tahu beda roti dan kue. Maka, jangan harap menyelami wanita dari seorang yang buta tentang wanita. Sayangnya, wanita pun seringkali buta tentang dirinya sendiri. What an irony?

Wanita yang Menulis

Apa keistimewaan Raden Ajeng Kartini? Mengapa tiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini. Mengapa Kartini? Mengapa bukan yang lain? Jauh melampaui zamannya, Beliau: Ibu Kartini adalah wanita yang menulis. Melalui tulisan Beliaulah, pemikiran progresif sosok wanita Indonesia dikenal dunia.

Mengapa Menulis?

Ada tiga hal yang menjadikan kita abadi: (1) warisan kita yang berupa anak salih; (2) amal kita yg bersifat jariyah; dan (3) ilmu yang bermanfaat.

Ketiga hal itu diajarkan dalam agama. Ketiganya berdimensi masa depan. 

Di mana relevansinya dengan tulisan? Yang paling jelas: poin yang ke tiga. Ali a.s. berkata, " Ikatlah ilmu dengan menuliskannnya."

Tulisan, selama masih ada orang yang membacanya, mengambil manfaat dan pembelajaran darinya, insya Allah selama itu pula kebaikannya akan terus mengalir pada penulisnya.

Wanita, Menulislah

Karena hanya kamu, yang lebih tahu bahasa sesamamu. Karena hanya kamu, yang lebih mampu mengeja air mata. Karena hanya kamu, yang lebih bisa, menyuarakan jeritan mereka yang berada dalam kepedihan tanpa suara.

Karena anak-anakmu, masih akan terus bernapas sepeninggalmu. Karena anak-anakmu, masih membutuhkan pelukan kata-kata dan pelipur lara darimu...hingga akhir waktu..

Maka, wanita, menulislah...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun